Quantcast
Channel: entrepreneur KREATIF
Viewing all articles
Browse latest Browse all 390

KUPAHAT PUISIKU DI BATU NISAN

$
0
0
KUPAHAT PUISIKU DI BATU NISAN
Vivi Al-Hinduan

Homer, Rendra, Camus, dan Nietzsche,
Dengarlah tangisku yang parau
Yang keluar dari hatiku yang galau

Hari ini, telah kukafankan puisiku yang malang
Karena ku tak mampu lagi menghangatkannya di ranjang kenyataan

Neruda, Lubis, Rumi, dan Kafka,
Telah kupahat puisiku di batu nisan
Karena hidup lebih memilih duit dan kartu kredit
Dan melenyapkan puisiku hingga senyap
Selamat tinggal, Kawan

DALAM KEREMANGAN YANG GAMANG
Vivi Al-Hinduan


Ingin rasanya kukepakkan kedua sayapku dan terbang jauh
Lari dari dunia nyata ke alam mimpi
Dimana cinta kita dapat tumbuh bersemi
Tanpa peduli dengan nisbinya materi

Di dunia mimpi, aku pasti sudah menikahi seorang penyair,
Atau musisi jazz, atau pelukis, atau pemain teater,
Atau seorang lelaki…
Yang memahat cinta dengan api

Tapi kita tidak hidup di negeri dongeng bukan, sayangku yang tampan?
Kita tersesat di planet bernama realita yang berdasar fakta
Dimana cinta diukur dengan Rupiah

Dan puisi indahmu hanya berakhir di tempat sampah,
Dan musikmu hanya mengalun sendu di sudut hatiku yang kelu,
Ketika  harga lukisanmu tak mampu membeli susu formula bayi,
Ketika  mimpi indah kita telah terkorupsi hingga basi

Maka ijinkanlah aku menyematkan hatiku pada gemintang
Dalam keremangan yang gamang
Dengan jiwaku yang tertusuk ilalang


Viewing all articles
Browse latest Browse all 390

Trending Articles