Quantcast
Channel: entrepreneur KREATIF
Viewing all 390 articles
Browse latest View live

Paraf Dorong Generasi Millenial Jadi Entrepreneur Kreatif

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com- Lesunya industri media, khusus cetak, tak menyurutkan langkah Ben Soebiakto untuk terjun ke bisnis media cetak. Baru-baru ini, Ben merilis Majalah Paraf edisi kedua yang menjadi andalannya diperkenalkan ke publik. Majalah baru ini diharapkan dapat menginspirasi semua orang, termasuk generasi millenial agar menjadi entrepreneur yang sukses. Paraf Dorong Generasi Millenial Jadi Entrepreneur Kreatif

“Melalui Paraf, generasi millenial dapat belajar dari kisah sukses dari pelaku bisnis di industri kreatif. Dengan demikian, mereka dapat mempersiapkan diri dalam membangun bisnis mereka sejak dini,” ucap Ben yang dikenal sebagai pelau industri kreatif.



Paraf merupakan sebuah publikasi hasil kerja sama antara sejumlah pelaku dan peminat industri kreatif dan media. Paraf berisi tulisan-tulisan mengenai perjalanan dan perkembangan para pelaku industri kreatif di Indonesia. Ada 5 kategori kisah yang ditulis, yaitu inspirasi, sorotan, esensi, destinasi dan buku. Majalah ini juga mendokumentasikan perkembangan industri kreatif l dalam bidang ritel dan mode, fotografi. digital dan teknologi, arsitektur, seni dan budaya, kecantikan, akademik, musik, kuliner. dan sosial.
“Sudah begitu besar dan majunya perkembangan industri kreatif di Indonesia. Maka sudah selayaknya ada dokumentasi regular yang baik dengan didesain dan dikemas secara premium agar layak dibanggakan ke seluruh pelosok Tanah Air,” jelas Ben. Alasan inilah melatarbelakangi lahirnya Paraf. Di bawah bendera PT lde Untuk Indonesia, Ben kemudian menggandeng branding and design agency Greenlab, editorial agency ASA, distributor fancy paper Paerina dan jpercetakan Harapan Prima. Menurutnya, Indonesia dapat terus bergerak maju bila banyak pihak selalu terbuka untuk berkolaborasi. Kolaborasi ini pula yang menjadi nyawa dalam konten maupun direksi artistik Paraf.
Pada edisi kedua ini, Paraf menampilkan perjalanan panjang Tex Saverio dalam membangun Rumah Mode. Juga, Mira Lesmana dalam menyemarakkan perfilman nasional. Di bidang lain ada David Tarigan yang berbagi cerita dalam menggagas lrama Nusantara, atau Arin Sunaryo yang giat dengan seni rupa. Dan masih banyak tulisan tentang para creativepreneur lainnya.


Kali ini ulasan Paraf semakin komplit dengan segmen industri kreatif yang terus berkembang. Selain mereka yang disebutkan di atas, banyak narasumber dari bidang penunjukan, aplikasi dan pengembangan game, desain produk, desain interior, desain komunikasi visual, penerbitan, hingga bidang hospitality.
sumber: swa.co.id

5 Alasan Umum Mengapa Naskah Tidak Selesai Ditulis

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com-Adakah di sini yang naskah novelnya belum kelar-kelar juga walau sudah 3 kali lebaran? Entah sudah berapa kali Kampus Fiksi reguler berjalan, naskahmu kok belum juga dikirimkan karena memang belum kelar. Sebenarnya, mengapa sih susah banget menyelesaikan menulis naskah novel atau naskah lainnya? Awalnya sih semangat tapi abis itu rada malas. Masih ingat kan dengan ancaman Karen Miller, bahwa penulis yg malas menyelesaikan menulis naskahnya tidak akan pernah jadi penulis? Miller menyebut kemampuan untuk merampungkan menulis sebuah naskah novel adalah salah satu pengalaman paling hebat yg bisa dialami penulis. Kenapa? Karena tTidak semua calon penulis bisa menyelesaikan menulis naskah pertamanya. Inilah ujian pertama penulis: menyelesaikan menulis naskahnya. Berikut  5 alasan umum mengapa naskah tidak selesai ditulis yang saya kutip dari blogdivapress.com, simak yuk!
 
(1) Menulis hanya Sekadar Menulis
Jika kamu ingin mendapatkan sesuatu, kamu harus punya target/tujuan. Hal yang sama berlaku dalam menulis. Misalnya saja, hari ini kamu ingin pergi ke suatu tempat, tapi kamu nggak tahu mau kemana. Akhirnya, kamu cuma muter-muter nggak jelas. Beda misalnya kamu sudah punya tujuan mau ke Solo, kamu jadi tahu kudu ngapain aja. Misal: pertama kudu beli tiket kereta dulu, lalu ke stasiun, lalu samapi di sana cari bus atau becak, juga ditentukan mau kemana-kemana. Hal yang sama berlaku dalam menulis naskahmu. Agar kamu bisa menyelesaikannya, kamu kudu tahu kamu mau nulis apa dan ujungnya kemana. Banyak penulis pemula yang menulis asal nulis saja, tidak ada tujuan mau nulis novel apa, nanti akhirnya gimana, ceritanya bakal kayak apa. Jadinya, tulisan-tulisan itu menjadi tidak terarah, sampai kemana-mana dan lama-lama nggak punya kaitan dengan tulisan awal. Akhirnya, naskah pun berhenti di tengah-tengah dan tak pernah terselesaikan.
Awalnya sih mau menulis sebuah novel cinta si anak basket di SMA, tapi ujung-ujungnya kok malah nulis kisah fanfic boiben Korea gara-gara lagi rame di Wattpad. Ada juga yang awalnya mau nulis kisah misteri, tapi di tengah-tengah kok malah kebanyakan adegan cinta-cintaan ala remaja. Bubar jalan deh dari cerita awalnya. Ada juga yang awalnya pengen nulis buku tentang budidaya ulat sutera, tapi sampai halaman 50 kok malah sibuk nulis ulasan sepak bola. Duh, kebangetan bener salfoknya. Tulisan jadi tidak fokus dan tidak terarah ini karena kita tidak punya tujuan saat menulis, jadinya nulisnya juga kemana-mana. Seperti saat kita nggak tahu mau main ke mana, akhirnya cuma jalan dan muter-muter nggak jelas. Begitulah kalau menulis asal menulis saja. Agar tulisanmu terarah dan bisa selesai, kamu harus punya tujuan jelas tentang: apa yang akan kamu tulis, gimana isinya, dan akhir kisahnya. Memiliki tujuan saat menulis akan membantu dan memandumu saat menulis, mencegah tulisanmu meluber ke mana-mana.
Memiliki tujuan saat menulis juga akan menghindarkanmu dari menulis hal-hal yang kurang atau tidak relevan dengan tulisan yg sedang ditulis. Punya tujuan seperti ini juga bakal mengarahkan imajinasimu untuk mengimajinasikan hal-hal yang mungkin bisa kamu tulis dalam tulisanmu. Jadi, imajinasimu akan mendukung isi dari tulisan yang sedang kamu garap. Beginilah ide dan tulisan bagus sering tercipta. Tiba-tiba saja ada moment ‘ITU DIA!’ dalam pikiran kita, sesuatu yang bakal kita gunakan dalam tulisan, mungkin twist atau ide kunci yang sesuai untuk naskah yang tengah kamu garap. Jadi misal kamu ingin menulis ttg. berburu naga, kamu lalu baca banyak hal tentang naga, dan imajinasimu pun akan membantu bikin cerita naga, dan lain sebagainya.

(2) Menulis tanpa Outline
Outline adalah bakal badan dari sebuah tulisan. Tanpanya, sebuah tulisan akan susah terbentuk dan lama selesainya. Membuat outline tulisan itu sangat penting, baik dalam naskah fiksi maupun nonfiksi, untuk memandu penulis dalam menulis dan menyelesaikannya. Jangan salah, bahkan sebuah naskah novel pun butuh sebuah outline yang matang agar bisa cepat selesai dan jadi sebuah naskah yang utuh. Outline adalah kerangka dari tulisan kita. Jika diibaratkan naskah adalah tubuh manusia, maka outline adalah kerangka tulangnya. Kerangka ini menjelaskan secara singkat bagian apa berisi tentang apa saja, juga urutan penempatannya sehingga seluruh bagian urut dan padu. Misal:
Bab 1
a. Beni ketemu Amel di kantin
b. Keduanya saling jatuh cinta
c. Eko cemburu
d. Eko mencegat Beni sepulang sekolah
e. Berantem
Dengan urutan seperti ini, kamu jadi lebih mudah bikin ceritanya. Nulisnya jadi tidak melebar ke mana-mana nggak jelas jluntrungannya. Nah, sebelum menulis, coba kamu bikin outline dari Bab 1 sampai bab terakhir. Dengan begini, kamu sekaligus jadi memikirkan ending novelmu. Membuat outline tulisan itu bisa diibaratkan telah menyelesaikan seperempat dari naskah, karena kamu jadi tahu naskahmu bakal berisi apa.

Dengan outline, kita jadi tahu bab-babnya akan berisi apa saja, dan kita juga bisa cari data/riset ttg hal-hal yang disebut dalam outline. Dengan outline, kita jadi tahu habis A trus nulis B, trus udah itu nulis C, dan sesudahnya nulis D. Tulisan pun urut dan runtut. Dengan outline, otak kita tidak terbebani dengan harus mengingat-ingat mau nulis apa lagi, apa yang belum dicantumkan, setelah ini nulis apa. Outline membuatmu bisa berfokus untuk menulis pada satu bab hingga selesai, kemudian setelah itu berlanjut fokus menyelesaikan bab lain. Coba buatlah kerangka tulisan atau outline untuk naskahmu, ia akan menjadi pemandu yang sangat berguna dalam menyelesaikan tulisanmu.Jadi, jika naskahmu tidak kunjung selesai, cobalah buat outline. Apa saja di bab 1 sampai bab terakhir, lalu gunakan sebagai pemandu dalam menyelesaikan menulis novelmu.
Dengan outline juga, kita bisa menulis dengan ‘melompat-lompat bab’ tanpa kehilangan alur utama atau cerita besarnya. Kamu bisa menulis lompat-lompat bab kayak gini tanpa kamu jadi kebingungan bab-bab mana yang belum dan sudah ditulis. Misal, kamu mau menulis bab terakhir dulu. Lalu lompat ke bab tengah, lalu balik lagi nulis bab terakhir. Bab 1 baru belakangan ditulisnya. Jadinya, kamu nggak bakal kehilangan jejak saat sedang menyelesaikan menulis naskahmu, karena kamu selalu bisa menenggok ke outline awal. Dalam hal ini, outline merekam ‘kerangka besar tulisanmu.’ Kita juga jadi tahu, misal bab 1 kurang banyak, bab 3 belum dicari datanya, bab 7 kurang dipoles, bab 9 terlalu tipis halamannya, dll.

“Jika kau ingin menulis naskah yang bagus, terlebih dulu kau harus membuat outline atau kerangka tulisan yang bagus.” (Brad Zomick)

Drama Korea mungkin bisa digunakan sebagai contoh. Jika kita perhatikan, drama Korea itu episodenya pendek-pendek (rata-rata 20 episode) tapi anehnya kok selalu enak ditonton ulang. Ini karena serial Korea naskahnya ditulis dengan outline yang bagus. Ada awal dan ada ending yang jelas serta sudah dipikirkan jauh sebelum filmnya dibuat. Bab-bab (episode-episode) pun jelas. Penulis naskahnya hanya akan bikin 20 episode dan tidak ditambah lagi. Ada batas tegas dalam outline yang membuat tulisan fokus dan tidak luber ke mana-mana sehingga cerita pun jadi lebih kuat. Bandingkan dengan (maaf) sinetron kita yang tamatnya entah kapan, ceritanya sampai ke mana-mana dan diulang-ulang, makanya nggak memorable. Batasi jumlah bab dalam naskahmu, batasi juga kapan kamu akan selesai menulis bab-bab tersebut. Lalu, kerjakan. Penulis itu menulis, bukan kebanyakan marathon drama Korea hahahaha.
3. Menulis tanpa DL (Tenggat/Batas Waktu)
Satu lagi kenapa naskahmu nggak selesai-selesai, kamu nggak kasih batas waktu kapan kamu harus menyelesaikan menulisnya. Membuat DL untuk menyelesaikan menulis naskah ibaratnya merencanakan kepastian dari kapan naskah novelmu akan selesai kamu tulis. Sudah pada tahu kan kalau digantungin itu bikin nyesek? Menulis novel tanpa ada kepastian itu juga semacam PHP sama naskah loh. Nah novelmu juga merasakan nyesek yang sama kalau kamu terus-menerus nggak kasih kepastian kapan selesai ditulisnya.
Mengapa memberi DL pada diri sendiri itu penting? Karena DL mengingatkan kita bahwa waktu terus berlalu dan dia tidak akan mau menunggu kamu. Tanpa terasa bulan Oktober 2016 sudah berakhir dan kamu belum sempat kirim naskah novelmu ke DIVA press. Tidak peduli meski kamu meratap-ratap agar Oktober bisa diperpanjang lagi, waktu tidak mau berputar ulang. Inilah salah satu fungsi penting dari DL. Dengan DL, kita diingatkan bahwa waktu kita terbatas di dunia ini. Sungguh rugi mereka yang selalu menunggu waktu terbaik sebelum berbuat. Dengan DL pula, kita jadi bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu, termasuk dalam menulis, agar tidak menyia-nyiakan waktu yang ada.

Ada juga yang bilang bahwa DL adalah inspirasi yang paling ampuh. Banyak penulis besar yang jadi terpacu menulis karena ada tenggat waktu. Ingat juga saat kita garap tugas sekolah/kuliah yg biasanya selalu mepet dengan DL. Garap tugas entah kenapa kok rasanya jadi semangat kalau sudah dekat DL. Nah, adanya DL inilah yang bikin kita terpaksa menulis tugas. Kasusnya juga berlaku pada para penulis. Banyak penulis pemula yang malas memulai menulis karena banyak alasan, mulai dari nggak pede hingga belum riset. DL memaksa kita untuk mau-nggak-mau harus menulis kalau tidak ingin terlambat. Inilah kuncinya, DL memaksa kita menulis. Banyak yang ingin jadi penulis tetapi giliran disuruh menulis kok rasanya mending CoC-an. Dengan DL, paling tidak kamu jadi mulai menulis.
Jadi, buatlah batas waktu kapan kamu akan selesai menulis naskahmu. DL akan membuatmu bergerak, memaksamu memulai, dan mendorongmu beraksi. Mulai sekarang, berhenti berkata: Aku akan menyelesaikan menulis novel ini. Gantilah dengan, Aku akan menyelesaikan menulis novel ini tanggal 1 bulan depan (atau beri batas waktu yang tegas) untuk memacumu menyelesaikan tulisanmu.

4. Takut Sama Tulisannya Sendiri
Ada loh yang tulisan tak selesai gara-gara penulisnya takut, ragu, bahkan benci sama tulisannya sendiri. Ada juga yang malas menyelesaikan menulis apa yang telah ditulisnya karena dia tidak pede dengan apa yang telah ditulisnya. Bisa jadi, dia merasa tulisannya jelek dan sampah dan karena itu mending tidak usah diselesaikan dan cukup disimpan saja di file komputer.
Ketahuilah, bahwa tidak semua tulisan bagus langsung jadi bagus ketika pertama kali ditulis. Memang ada, tapi yang begitu sangat jarang. Kebanyakan tulisan bagus adalah tulisan yang biasa-biasa saja saat pertama kali ditulis. Tulisan itu jadi makin bagus setelah ditulis ulang. Banyak penulis yang menulis dengan cara ditulis aja dulu, nanti masih bisa diperbaiki dan disempurnakan kemudian. Tulisan pertama tidaklah harus sempurna. Itulah mengapa dia disebut tulisan pertama, karena bakal ada tulisan kedua, ketiga, dan selanjutnya. Naskah pertama tidak dimaksudkan untuk harus sempurna. Naskah pertama dimaksudkan untuk “ditulis saja”. (Karen Miller)

Banyak penulis besar yang memilih menulis dulu (walau masih kasar dan jelek) hingga selesai dan kemudian baru diperbaiki dan disempurnakan. Penulis laris The Kite Runner, Khalled Housseni, lebih suka menulis secara spontan dan membiarkan pikirannya bebas mengalir tanpa batasan. Akibatnya, sering kali hasil tulisannya tidak sebagus seperti yang diharapkannya. Banyak salah kalimat, bolong logika, dan alur yang aneh. Tetapi, beliau rajin dan tekun menulis ulang naskah, beliau tidak malas menyunting tulisannya sendiri untuk memperbaiki apa-apa yang kurang. Naskah pertama baginya adalah draf kasar yang perlu dipermak, dipoles, ditambah, dipotong, dan diperbaiki. “Good writing is not always perfect from its beginning. It comes from revision.” Tulisan bagus tidak selalu sudah sempurna di awal. Lebih baik menulis sesuatu yang jelek sampai selesai, ketimbang nggak pernah selesai menulis apa pun karena takut tulisannya jelek. Karena tulisan yang jelek masih bisa diperbaiki, direvisi, diedit ulang, dan disempurnakan. Tapi, tulisan yg tak pernah ditulis, tidak bisa. Jangan pernah takut menyelesaikan tulisanmu. Kelak, kamu akan berterima kasih karena pernah menulisnya ketimbang tidak pernah menulisnya.
5. Menulis Sambilan
Maksudnya menulis sambil mengedit, sambil buka sosmed, sambil nonton drama Korea, sambil main game, sambil males. Satu lagi sebab mengapa banyak calon penulis gagal menyelesaikan naskahnya, yakni karena kita jadi “penulis sambilan.” Maksudnya, kita menulis tapi sambil mengedit, sambil marathon nonton film seri, sambil buka sosial media, sambil main hape. Karena menulisnya sambil-sambil, maka naskahnya pun juga ikut sambil lalu. Akhirnya bisa ditebak, tulisannya lama banget selesainya. Mohon, menulislah dan hanya menulislah ketika kamu sedang menulis. Mohon jangan disambi buka sosial media atau nonton Uttaran. Bagi waktu dengan baik, menulis saat menulis dan baru setelah itu bisa main sosmed atau game. Jangan dicampur atau barengan, bahaya! Seorang penulis yang baik selalu meluangkan waktu untuk menulis, dan bukan sekadar menulis saat ada waktu luang. Jika kamu sudah berkomitmen untuk jadi penulis dan menyelesaikan menulis naskah, kamu harus menempatkan aktivitas menulis sebagai prioritas.



Akan lebih baik lagi jika aktivitas menulis ini tidak hanya jadi prioritas, tetapi juga sebuah rutinitas. Tidak perlu lama, dalam waktu pendek pun asal dilakukan secara rutin maka tulisanmu akan cepat selesai.Haruki Murakami biasa bangun jam 4 pagi untuk menulis naskah novelnya selama 5 – 6 jam, setelah itu dia tetap melakukan aktivitas lain. Hemingway memiliki kebiasaan untuk bangun pagi-pagi untuk menulis. Waktu menulisnya mungkin tidak panjang, tetapi dia rutin melakukannya. Setiap kita sama memiliki waktu 24 jam dalam sehari. Jika para penulis dunia bisa menyisihkan waktu untuk menulis, kita harusnya juga bisa.Intinya bukan pada “kapan saya bisa menulis?” tetapi “bagaimana agar saya bisa punya waktu untuk menulis?”



Selalu ada jalan bagi mereka yang memiliki keinginan dan semangat kuat untuk menjadi penulis. Waktu itu selalu ada jika kita meluangkannya.Pada dasarnya, selesai atau tidak seselesainya naskahmu hanya ditentukan oleh satu hal: tindakan menulis. Karena seorang calon penulis yang baik akan menulis dan menyelesaikan naskahnya, sementara seorang pemimpi terus bermimpi tapi tidak menulis.

sumber: blogdivapress.com

Cara Kirim Naskah ke DIVA PRESS

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com-SobatPreneur punya naskah yang ready to sent tapi bingung mo kirim ke mana? Penerbit Diva Press menerima kiriman naskah kalian. Berikut Cara Kirim Naskah ke DIVA PRESS. Catet, ya.

1.   Jika naskah yang dikirimkan adalah naskah fiksi (novel deasa/teenlit), penulis wajib melengkapi naskah tersebut dengan “sinopsis” yang dibuat dalam file terpisah dari isi naskah.
2.   Jumlah halaman naskah novel dewasa 250–400 halaman dengan format ukuran kertas A4, top 4 cm; bottom 3 cm; left 4 cm; dan right 3 cm, spasi ganda, font times new roman ukuran 12. Untuk naskah anak (untuk pembaca SD-SMP) dengan ketebalan minimal 50-100 hlm, sedangkan cerita anak (untuk TK-3 SD) dengan ketebalan maksimal 50 hlm.
3.   Jumlah halaman naskah novel teenlit 180–220 halaman dengan format ukuran kertas A4, top 4 cm; bottom 3 cm; left 4 cm; dan right 3 cm, spasi 2, font times new roman 12 pts.
4.   Jika naskah yang dikirimkan adalah naskah nonfiksi (buku agama/buku anak/buku pelajaran, dan sebagainya), penulis wajib melengkapi naskah tersebut dengan “daftar isi” serta “uraian keunggulan” naskah yang ditawarkan dalam file yang terpisah dari isi naskah.
5.   Jumlah halaman naskah nonfiksi 150–250 halaman dengan format ukuran kertas A4, top 4 cm; bottom 3 cm; left 4 cm; dan right 3 cm, spasi ganda, font times new roman ukuran 12.
6.   Judul email diisi dengan format: penawaran naskah + judul naskah (kode naskah).

Misalnya:
Ke: redaksi_divapress@yahoo.com/sekred.divapress@gmail.com
Judul email: penawaran naskah I Found My Heart (Teen)
7.   Jika naskah dikirim via pos atau diantar sendiri, silakan tulis judul dan kode naskah di sudut amplop sebelah kanan.

Misalnya:
Judul: penawaran naskah Tuntunan Dzikir Sepanjang Hari (Ag)

8.   Kode naskah:

a.   (U)       :  untuk naskah buku umum, misalnya buku pelajaran umum, buku psikotes, buku traveling, dan sebagainya.
b.   (Ag)     :  untuk naskah buku agama Islam, misalnya buku tentang tata cara shalat, buku tentang manfaat puasa, buku wacana keislaman, dan sebagainya.
c.   (An)    :  untuk naskah buku anak, misalnya belajar membaca untuk anak, belajar membaca al-Qur’an untuk anak, belajar menggambar dan mewarnai, dan sebagainya.
d.   (Teen) :  untuk naskah buku remaja dan novel teenlit.
e.   (Nv)     :  untuk naskah novel dewasa.

Konfirmasi Naskah

1. Setiap naskah dalam bentuk print out yang dikirimkan ke redaksi DIVA Press dan ditolak, tidak akan dikembalikan kepada penulis. Penulis dipersilakan untuk mengambil naskah tersebut dengan datang langsung ke kantor redaksi maksimal 1 minggu setelah konfirmasi penolakan dari pihak redaksi.
2. Naskah yang sudah dinyatakan ditolak tidak akan diterbitkan oleh DIVA Press dan akan dibuang agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Konfirmasi penerimaan naskah akan diberikan maksimal 1 bulan setelah naskah sampai ke meja redaksi.
4. Naskah yang telah diterima hanya akan diedit oleh staf redaksi DIVA Press yang berwenang.

sumber: blogdivapress.com

Belajar Menulis Rumit dengan Cara Sederhana dari Tokoh-Tokoh Dunia

$
0
0
EntrepreneurKreatif.com-Ada ungkapan bijak yang berbunyi: ‘Jangan merumitkan yang sederhana, pun jangan menyederhanakan yang rumit.’ Dalam menulis pun berlaku ungkapan serupa. Sesuatu yang sederhana jangan ditulis dengan rumit karena dalam kesederhanaan itulah terletak keunggulan dari naskahmu. Beberapa tokoh besar dunia selalu bisa menuliskan atau mengungkapkan sesuatu yang rumit (demokrasi, nasionalisme, cinta) lewat kata-kata yang sederhana sehingga ide-ide besar mereka dapat diterima dunia. Mari Belajar Menulis Rumit dengan Cara Sederhana dari Tokoh-Tokoh Dunia.




“Bakat paling bermanfaat adalah kemampuan untuk menghindari menuliskan dua kata jika dengan satu kata pun sudah cukup.” (Thomas Jefferson)
Presiden terbesar Amerika Serikat ini begitu menjunjung tinggi salah satu prinsip dalam editing, yakni menghindari pemborosan penulisan kata-kata. Jika bisa ditulis dalam sedikit kata, mengapa harus berpanjang-panjang? Jika satu kata saja sudah memadai, tak perlu ditulis jadi dua/lebih.
Boros: Dia orang yang mempunyai banyak harta.
Hemat: Dia orang kaya.
simpel, hemat, mengena!



Penulis pemula biasanya bersemangat sekali dalam menulis. Akibatnya mereka menulis berpanjang-panjang padahal intinya ya itu-itu saja. Tidak heran jika naskah pertama bisa mencapai 250 halaman lebih, tetapi setelah disunting ternyata hanya tersisa 100 halaman. Kenapa? Kenapa? Karena sering kali tulisannya hanya dipanjang-panjangin, bukan karena tulisannya memang harus panjang. Akibatnya, editor harus bekerja keras dan jadi ‘raja tega’ dengan memangkas dan memotong kalimat-kalimat panjang. Dalam menulis, panjang tidak selalu baik. Sebaliknya, tulisan yang ditulis sederhana tapi mengena malah akan lebih dihargai oleh para pembaca naskahmu, dan juga oleh editor. Ayo, cek kembali tulisanmu. Tirulah Thomas Jefferson yang hemat dalam menulis kata-kata. Karena menulis bukan bermakna mengobral kata-kata sebanyak-banyaknya.


“Biarlah pidatomu pendek saja, yang penting sudah cukup mengena walau hanya dalam beberapa kata.” (Apocrypha)

Adalah lebih baik tulisanmu pendek dan sederhana asalkan maknanya besar dan mengena. Seorang penulis tak dikenal dari zaman kuno pernah menyinggung bahwa pidato yang baik adalah pidato yang pendek tapi isinya mengena. Tips ini bisa juga kita terapkan dalam menulis. Tulisan yang panjang belum tentu bagus, sebaliknya tulisan yang pendek belum tentu jelek. Kekuatan sebuah tulisan di antaranya terletak pada pemilihan kata-kata yang digunakan penulis, bukan panjang atau pendeknya. Satu kata yang dipilih dengan tepat jauh lebih berharga ketimbang seribu kata yang ditulis serampangan begitu saja. Mark Twain pernah berkata bahwa perbedaan antara kata yg tepat dengan kata yg hampir tepat ibarat perbedaan antara petir dan kunang-kunang. So Sweet ya?


“Jika hendak memberikan perintah, persingkatlah. Setiap kata tambahan yang tidak perlu hanya akan membebani pikiran.” (Cicero)


Sebagaimana kata Cicero, buatlah kalimat-kalimat yang ringkas agar pembaca lebih mudah mencerna tulisanmu. Pembaca itu kerjaannya nggak hanya baca doang loh. Beberapa mereka membaca untuk mencari penghiburan lewat tulisanmu. Karena itu, jangan bebani pikiran mereka yang mungkin sudah lelah dengan kalimat-kalimat yang panjang melelahkan. Persingkat saja. Coba amati tulisan ini:
“Aku selalu terbayang wajahmu, teringat selalu senyum manismu, merindukanmu di setiap helaan napasku.”

pfff … kelamaan, ganti aja
“Aku kangen, Mas.”

“Orang dungu menjadikan segala sesuatu terlihat jadi lebih berat, lebih kompleks, lebih susah. Seorang genius, sebaliknya.” (Albert Einstein)


Seorang genius adalah mereka yang mampu menjelaskan hal-hal berat (semacam gaya gravitasi dan rasa rindu, misalnya) dengan cara yang mudah. Penulis yang genius mampu memaparkan hal-hal yang sulit ke dalam kalimat-kalimat yang mudah dipahami sehingga awam pun bisa mencerna apa yang mereka tuliskan. Robert T. Kiyosaki misalnya, mampu menjadikan seorang biasa sekalipun paham tentang konsep investasi dan saham yang rumit itu. Dan Brown juga, lewat novel-novelnya, dia mampu mengajak pembaca umum menikmati kapel dan istana bersejarah Eropa yang selama ini sepi pengunjung. Masih ada lagi? Ada, Stephen Hawking yang genius itu mampu memaparkan asal muasal terbentuknya alam semesta lewat bahasa yang ringan.


“Kesederhanaan adalah kecanggihan yang tertinggi.” (Leonardo da Vinci)


Dalam menulis, tidak selalu tulisan yang rumit dan tinggi itu selalu lebih baik daripada tulisan yang sederhana dan biasa saja. Justru, tulisan yang sederhana akan mampu menarik lebih banyak pembaca sehingga manfaatnya sampai pada semakin banyak pembaca. Semakin sederhana tulisanmu, semakin mudah dipahami pembaca, semakin banyak yang suka. Apalagi jika kamu piawai menulis yang rumit-rumit dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami, inilah salah satu puncak tertinggi dari keahlian menulis.

“Jika memang masih memungkinkan untuk menghapus sebuah kata dari tulisanmu, maka hapus saja.” (George Orwell)


Salah satu ketakutan penulis pemula adalah saat dia harus menghapus sebagian kecil atau sebagian besar tulisannya di tahap editing. Sedih juga sih, sudah susah-susah menulis siang-malam sampai 200 halaman, eh kok disuruh memangkas jadi 100 halaman. Rasanya, ada sebagian dari kita yang hilang saat sebagian tulisan itu harus dihapus atas nama efektivitas tulisan. Masak iya sih, sudah susah-susah nulis, begadang berhari-hari demi menulis, hanya untuk kemudian dihapus? Tega bener!


Sebentar, sebentar. Ada yang kenal Barbara Kingsolver nggak? Mimin juga nggak kenal sih. Tapi, penulis ini keren loh kalau soal potong-memotong tulisan. Konon, Barbara Kingsolver tidak ragu memotong sampai 75% tulisannya demi untuk menemukan tulisan yang pas dan sesuai keinginan. Menurut beliau, menulis dan kemudian menghapus sebagian di antaranya adalah proses menulis yang memang harus dialami banyak penulis.Ada lagi penulis yang namanya Karen Russell, beliau bahkan ‘tega’ membuang 90% tulisan karyanya dalam proses swasunting. Menurut beliau, dalam menulis, ukurannya bukan pada sebanyak apa tulisan yang sudah ditulis, tetapi pada kualitas dari apa yg kita tuliskan.



“Masalahnya, banyak dari kita yang telah begitu meremehkan kekuatan dari kesederhanaan.” (Robert Stuberg)


Kamu bilang, menulis yang keren itu menulis dengan kata-kata tinggi, yang rumit, yang susah dipahami. Tunggu dulu, menulis tidak selalu seperti itu, Bro! Kecuali kamu menulis untuk kamu baca sendiri, kamu harus menulis sedemikian rupa agar tulisanmu dapat ‘terbaca’ oleh pembaca selain dirimu. Bahkan Seno Gumira Ajidarma pun mengingatkan bahwa sastra adalah tulisan dari manusia untuk manusia, sebaiknya bisa dipahami pembaca awam. Kamu mungkin piawai menulis lewat kata-kata rumit dan serba tinggi, tak tergapai maknanya kecuali oleh dirimu sendiri, tapi apa daya #Netizenbelumsiap. Jika kamu ingin tulisanmu dibaca banyak pembaca, tulislah dengan sesederhana mungkin meski yang kau tulis adalah hal berat macam katalisator rindu. Selalu ingat petuah Robert Cormier berikut: “Sering kali, kata-kata yang paling sederhana adalah yang terindah dan paling efektif.”

“Saya mencoba untuk tidak menulis bagian-bagian yang cenderung hanya akan diloncati/tidak dibaca oleh pembaca.” (Elmore Leonard)


Sekarang begini, ngapain juga menulis bagian yang tidak bakal dibaca oleh pembaca? Bukankah itu hal yang sia-sia untuk dilakukan? Dan, bagian-bagian apa yang bakal tidak dibaca oleh pembaca? Yakni bagian yang panjang, rumit, dan membosankan untuk dibaca. Bagian yang panjang, rumit, dan membosankan untuk dibaca ini seharusnya bisa kita olah lagi menjadi lebih ringkas, sederhana, dan menarik. Gimana cara mengolahnya? Banyak latihan menulis dan banyak baca buku-buku yang ditulis dengan cara menarik seperti itu.

“Gunakan sesedikit mungkin kata sekiranya kata-kata itu sudah lebih dari memadai untuk menyampaikan suatu kesan/pesan dalam tulisan.” (E.B. White)


Sekali lagi, tidak perlu berboros-boros menulis banyak kata jika dengan satu/dua kata pun sudah bisa menyampaikan maksud yang kita inginkan. Penulis yang baik tidak mengobral kata (apalagi mengobral janji). Semua kata-kata yg ditulisnya adalah pilihan, hasil seleksi dan perenungan. Dengan demikian, dalam tulisan yang ringkas dia mampu menyampaikan maksud atau pesan yang hendak diungkapkannya dalam tulisan. Selain itu, tulisan yang ringkas dan padat berarti buku yang lebih tipis, harga bisa ditekan sehingga semakin banyak yang bisa membacanya. Pembaca pun tidak habis waktunya untuk membaca kalimat-kalimat panjang padahal isinya hanya diulang-ulang atau berputar-putar dahulu.

“Jadi, penulis yang berboros-boros dengan menulis kata-kata yang tidak perlu ditulis, sejatinya dia telah membebani pembacanya.” (Dr Seuss)
Perlu kita sadari, bahwa pembaca membaca tulisan kita karena dia ingin terhibur, tercerahkan, atau terpesona. Karena itu, jangan kemudian menyiksa mereka dengan tulisan yang rumit, yang tinggi, yang sok keren padahal intinya ya begitu-begitu saja. Janganlah membebani pembaca dengan membuat mereka harus berpikir berkali-kali sebelum bisa menangkap apa yang sebenarnya hendak kita sampaikan. Mudahkanlah yang sulit, maka semoga Tuhan akan selalu memudahkanmu dalam meraih impian sebagai penulis besar. Amin.

sumber: blogdivapress.com

Cara Paling Tepat Membuat Sinopsis untuk Naskahmu

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com-Bagaimana Cara Paling Tepat Membuat Sinopsis untuk Naskahmu? Banyak yang masih keliru membedakan antara sinopsis dengan tulisan di sampul belakang sebuah buku atau sering disebut sebagai ‘blurb’. Simak, yuk, SobatPreneur, biar nggak bingung lagi.



Secara makna, sinopsis adalah ringkasan dari keseluruhan isi naskah, sementara blurb adalah penjelasan singkat tentang isi sebuah buku yang telah terbit. Nah, kalau ‘blurb’ menjadi urusan penerbit (kita serahkan kepada penerbit saja) maka sinopsis adalah bagiannya penulis. Sebagai penulis, kita harus bisa membuat sinopsis yang mampu merayu tim evaluasi di redaksi agar–setidaknya–mereka mau membaca naskahmu. Saat sedang mengevaluasi naskah masuk, yang pertama dilakukan tim redaksi biasanya adalah membaca sinopsis dari naskah tersebut.

Perbedaan utama antara sinopsis dengan blurb terutama pada kepada siapa tulisan itu dimaksudkan. Sinopsis ditujukan kepada redaksi penerbit ketika kita hendak mengirimkan naskah kita. Sementara, tulisan di sampul belakang adalah pembaca. Sinopsis ditulis penulis untuk membuat redaksi tertarik membaca dan mengevaluasi naskahnya, sementara tulisan blurb ditulis oleh penerbit untuk menggoda pembaca agar mereka tertarik lalu membeli buku tersebut. Dengan kata lain, sinopsis dibuat untuk membikin tim redaksi/editor penasaran. Sementara blurb dibuat agar pembaca penasaran dan tertarik membacanya.

Dari membaca sinopsis ini, tim evaluasi di redaksi bisa memutuskan apakah akan lanjut membaca naskahnya atau ganti memeriksa naskah lainnya. Dengan demikian, sinopsis yang ditulis dengan baik dapat membuat tim evaluasi naskah tertarik untuk membaca dan memeriksanya lebih lanjut. Perhatikan, jangan sekali-kali mengirimkan naskah ke penerbit tanpa sinopsis kalau kalian tidak ingin diomeli editornya. Tulislah sinopsis yang baik sebagai pengantar tim redaksi dalam mengevaluasi naskah yang kamu kirimkan. Nah, sudah tahu kan pentingnya sinopsis? Sekarang, kita lanjut dengan bagaimana menulis sinopsis yang baik.

1. Lengkap
Sinopsis adalah ringkasan yang lengkap dari sebuah naskah, dari A – Z. Jangan menyembunyikan sesuatu dalam sinopsis, termasuk ending dari naskah novel kamu. Jika si A nanti menikah dengan C, ya tuliskan. Untuk naskah novel misteri detektif misalnya, sebutkan juga siapa pembunuh yang sebenarnya dalam sinopsismu. Tim penyeleksi kudu tahu. Jika kau menyimpan kejutan-kejutan dalam naskahmu, tuliskan juga dalam sinopsis. Pokoknya, sebutkan semuanya agar editor tahu luar-dalam dari naskah yang kau kirimkan. Jangan menyembunyikan apa pun di naskahmu dalam sinopsis. Justru, tim redaksi harus tahu semua keistimewaan dari naskahmu itu. Dengan mengetahui luar dalam lewat sinopsis, tim redaksi akan lebih mantap dalam memutuskan akan menolak atau menerima sebuah naskah. Dalam hal ini, sinopsis berkebalikan dengan ‘blurb.’ Dalam ‘blurb,’ justru kejutan-kejutan itu yang harus disembunyikan dari calon pembaca.

2. Pendek tapi Jelas
Jangan berpanjang-panjang dalam menulis sinopsis untuk naskahmu. Ingat, kamu hendak menulis sinopsis, bukan menulis cerpen. Meskipun naskahmu setebal 500 halaman, buatlah sinopsis dalam jumlah halaman yang masuk akal. Sinopsis 5 halaman sudah cukup-sangat-panjang. Yang terbaik adalah menulis sinopsis antara 1 – 3 halaman, maksimal banget 4 – 5 halaman deh. Semakin panjang, semakin itu bukan sinopis. Tim redaksi itu sibuk loh, setiap hari harus membaca puluhan naskah, maka tulislah sinopsis yang ringkas namun isinya mewakili isi buku. Dengan demikian, tim redaksi tidak akan malas duluan. Capek loh baca sinopsis lebih dari 5 halaman padahal yang diperiksa ada puluhan.

3. Awali dalam Bentuk Poin-Poin
Tergantung jenis naskahnya sih, tapi isi naskah nonfiksi akan lebih terwakili dan lebih mudah digarap jika dalam bentuk poin-poin. Tapi, ya, sinopsis jangan kemudian kayak pilihan ganda dan tabel isian yang membosankan. Dari poin-poin ini, kamu bisa mengembangkannya lagi dalam bentuk paragraf.Padukan antara deskripsi dan poin-poin secara luwes. Menulis dalam poin-poin akan memastikan semua hal menarik dalam naskahmu turut terwakili. Editor juga bisa membacanya dengan lebih cepat.
Khusus naskah fiksi (novel atau cerpen), sinopsis dapat ditulis dengan mengacu pada tiga poin utama: konflik, sikap atau penerimaan karakter utama terhadap konflik, dan resolusi. Dalam sinopsis novel, tim evaluasi sangat ingin tahu konfliknya seperti apa, terus tokoh2nya bakal bagaimana, dan penyelesaiannya kayak apa. Ketiga poin utama itulah yang harus kamu masukkan dalam sinopsis naskah novelmu. Kemudian, kembangkan poin-poin itu dalam bentuk paragraf deskripstif agar lebih enak dibaca dan tidak terkesan seperti membaca daftar. Gampang kan? Jadi nggak perlu menceritakan ulang seluruh isi naskahmu.

4. Sopan dan Rapi, tapi Tidak Kaku
Jangan terlalu kaku, tapi juga jangan asal menulis. Santai tapi sopan. Jangan elu-gue ya kalau menulis surat dan sinopsis meskipun naskahmu adalah naskah remaja. Bayangkan kamu sebagai penjual yang sedang menawarkan naskahmu kepada mbak-mbak redaksi, jadi tetap ada rasa sopan dan segan. Nah, calon pembeli biasanya akan cerewet bertanya: ini uniknya apa? bagus nggak? nilai lebihnya di mana? asyik nggak? Nah, cobalah menulis sinopsis yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi.

sumber: blogdivapress.com

Ke Jogja, Aku (Ingin) Kembali...

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com-Ke Jogja, Aku (Ingin) Kembali...setelah 24 tahun menanti. Yup. Bener banget. 14 tahun lalu pertama kali saya ke Jogja, tentu saja bersama rombongan keluarga dari Pontianak. Waktu itu pas liburan SD. Itu pun nggak 100% ke Jogja, tapi nginap di Magelang tempat Oom. Dari Jakarta, aku, ibu, dan adikku yang ikut rombongan keluarga dari Pontianak naik Kapal Lawit ke Tanjung Priok, Jekarda. Sampai di sana dijemput Oom yang waktu itu jadi kepala salah satu BUMN di Karawang dan nginap di rumah dinasnya pas belakang kantor. Besoknya, si oom yang rencananya memang mau mengkhitan putranya di satu tempat di Jogja (ceritanya dulu beliau sempat jadi Kepala BUMN di sana) menyetir mobil sendiri membawa kami ke sana. Seru banget! melewati beberapa kota hingga akhirnya sampe ke Magelang which is salah satu kota terdekat dengan Jogja. Itu kisahku waktu liburan ke Yogyakarta-mungkin lebih tepatnya Magelang-duapuluhempattahunsilam. Lampau banget, ya?

sengaja warnanya remang-remang

Nah, sejak beberapa tahun terakhir, aku merasa sangat bosan sekali menghabiskan malam pergantian tahun di Pontianak yang locusnya cuma 2; kalo nggak di rumah sendiri yang biasanya cuma diisi dengan nonton tivi sambil ngemil kue dan minuman soda warna hitam itu sampai kembung, sembari mendengar dangdutan live dari rumah tetangga hingga jam satu dini. Jam 11.30 pm biasanya kami ke luar dan duduk di teras menonton kembang api hingga jam 01.00 pagi. Habis itu tidur dan dipastikan bangunnya kesiangan. Opsi kedua, di rumah abangku yang juga sama bosannya (minus dangdutan). Biasanya kakak iparku membuat jagung bakar. Udah, itu aja. Kalau di Pontianak sih bagiku tahun baru? ya, tahun lama juga.

Cuma dua kali aku sempat merayakan malam pergantian tahun di luar Pontianak, meski masih di Kalbar. Pertama di Sukadana, yang di 2007 lalu resmi menjadi ibukota Kabupaten Kayong Utara. Sebelumnya Sukadana adalah salah satu kecamatan di wilayah Kab. Ketapang, Kalbar yang punya 25 kecamatan. mungkin luas Ketapang itu sama dengan luas satu provinsi di Pulau jawa. Ibarat orang yang punya 25 orang anak, jelas tidak semua mendapat perhatian dan kasih sayang penuh dari ortu. Boro-boro, ortu bisa hafal nama aja udah warbiasak ya, Sobatpreneur? 

Waktu itu suasananya khidmat banget, nggak ada terompet, apalagi telolet. Sunyi, Oom. Trus di Kab. Sambas tahun 2014-2015 sebelum besoknya cabut ke Ponti (sudah rindu nge-mall). Dan malam tahun baru di Sambas itu adalah moment yang tak terlupakan bagiku sampai kapan pun. Ya. Aku melewatkan malam pergantian itu di atas Jembatan Sabok yang baru selesai dibangun dan belum bisa dilalui kendaraan apa pun. Itu adalah momen yang takkan pernah terulang lagi seumur hidup, meski tahun depan aku kembali ke TKP yang sama. Kenapa? karena sudah pasti jembatan itu dipadati kendaraan yang lalu-lalang. Mana bisa selfie lagi.

Kembali ke Jogja setelah 24 tahun tidak ke sana (lagi) tentu seperti menjelajahi tempat yang sama sekali asing. Sangking exciting-nya, aku sampai pengen banget jadi backpacker dengan menghemat uang semaksimal mungkin dan hampir saja memesan tiket kapal Ponti-Semarang. Tapi nggak jadi. Aku sedih banget, sumpah! Aku merasa sudah gagal jadi backpacker, padahal sudah tak sabar ingin bertualang naik kapal laut. Rasanya pengin kusobek tiket pesawat itu sangking kesalnya. Njir!

Tapi apa pun itu, tetap harus disyukuri, ya SobatPreneur. Tidak semua bisa seberuntung kita, bukan? Doaken semoga sayah bisa mencapai target menjelajahi 3 kota sekaligus (Jogja-Solo-Semarang atau Magelang) di liburan kali ini. Jangan nagih oleh-oleh, ya? Sayah lagih kereh! Selamat berlibur, temans.

Menjajal Keunggulan ASUS ZenBook Flip UX360UA

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com-Kali ini saya berkesempatan untuk Menjajal Keunggulan ASUS ZenBook-Flip-UX360UA, sebuah persembahan teranyar dari ASUS yang mengombinasikan kecanggihan sebuah netbook dengan kenyamanan dan fleksibilitas dari layar tablet yang dapat diputar hingga 360°. Desain yang ultra tipis serta stylish, dan nyaman dibawa seperti layaknya tablet ini, sangat cocok digunakan di manapun Anda berada. ZenBook Flip 360UA ini juga disenjatai dengan Processor Intel Core, serta memiliki ketahanan baterai hingga 12 jam pemakaian. Wow! 



Slim, Stylish and Sophisticated.

ZenBook Flip sebuah karya elegan yang tak lekang oleh waktu, terbungkus dengan aluminium padat, yang diselimuti dengan sentuhan logam metal yang diasah hingga mencapai ketipisan hanya 13.9 mm, serta berat hanya 1.3kg. Dengan pola iconic dari Zen-inspired yang membentuk sebuah lingkaran concentric, ZenBook Flip hadir dengan 2 pilihan warna yang memukau, yaitu Rose Gold yang canggih atau Mineral Greyyang cerdas.



Precision-Engineered Versatility.

Menggunakan mekanisme multi-gear metal yang dibuat sangat presisi, engsel 360° milik ZenBook Flip berputar sangat mulus tanpa tersendat dan menggenggam display dengan aman diberbagai sudut. Engsel yang mekanismenya terinspirasi dari perhiasan, memiliki dua skema warna yang kontras pada cover, menambah sentuhan gaya dan kemewahan. Untuk memastikan kehandalan maksimum, ia juga telah diuji coba hingga lebih dari 20.000 percobaan buka-tutup, memastikan Anda dapat mengubah ZenBook Flip secara mudah dari laptop berkinerja tinggi menjadi tablet ringan setiap saat, tanpa masalah!


Telah Melalui Lebih Dari 20,000 Kali Pengujian




Ketajaman layar ASUS ZenBook Flip UX360UA telah dilengkapi dengan Quad HD+ beresolusi 3200 x 1800 yang ditawarkan notebook ini sangat mumpuni. Dengan persentasi nilai color gamut mencapai 72% persen NTSC color gamut, ZenBook Flip menyuguhkan Anda kaleidoskop warna yang terang dan akurat. Tingkat kecerahan layar 350cd/m2 berdampingan dengan panel IPS display, sungguh akan membuat gambar yang muncul di layar terasa nyata dan hidup, dari berbagai sudut.

ZenBook Flip UX360UA dirancang untuk pengguna yang punya gaya hidup begitu dinamis. Dengan kekuatan manajemen dayanya, baterai lithium polymer yang tersimpan di dalamnya mampu membuat perangkat ini bertahan selama 12 jam. Jadi, walaupun Anda dalam penerbangan interkontinental yang memakan waktu, ZenBook tetap bisa jadi partner setia yang bisa diandalkan.

ASUS hanya menanamkan rangkaian komponen terbaik pada ZenBook Flip-nya. Menggunakan kelengkapan spesifikasi antara lain memori RAM 8GB, media penyimpanan berbasis SSD berukuran 512GB, dan prosesor Intel Core i7 generasi terbaru, membuat ZenBook UX360UA dapat bekerja sangat cepat untuk mengolah proses komputasi apapun yang Anda butuhkan. Multitasking, memutar video, hingga menjalankan berbagai aplikasi, pastinya akan mampu dijalankan dengan baik. ZenBook Flip UX360UA selalu siap kapanpun Anda membutuhkan.

No-Compromise Connectivity.



Ketika Anda bekerja secara mobile, sangat penting untuk memperhatikan apakah perangkat yang Anda gunakan mendukung fitur konektivitas yang mumpuni memudahkan pekerjaan Anda. Ketika mencari perangkat seperti itu, Anda dapat menemukannya pada ZenBook Flip. Notebook ini memiliki seluruh fitur yang cocok untuk bekerja secara mobile antara lain USB Type C yang dapat memudahkan bertransfer data dengan sangat cepat. Tidak hanya itu, masih disediakan dua buah USB 3.0, HDMI, dan SD card yang semuanya akan sangat memudahkan Anda untuk menghubungkan seluruh perangkat yang Anda miliki saat ini ataupun di masa datang.

Keunggulan Asus Zenbook Flip UX360UA

Dilihat dari desain dan dan konsep yang diusung, Asus Zenbook Flip UX360UA ini serupa dengan Zenbook Flip UX360CA yang sudah hadir lebih dulu di pasar tanah air. Kinerja yang lebih powerful dan resolusi layar QHD+ membuat Zenbook Flip UX360UA lebih superior ketimbang Zenbook Flip UX360CA. Selain konsep hybrid dengan layar putar serta desain yang unik dan telah menjadi ciri khas ‘keluarga’ Zenbook lainnya, seri ini juga hadir dengan tekstur Zen yang khas dan elegan dengan balutan casing aluminium yang kokoh. Tak hanya itu, tepian laptop ini agak membulat, sehingga cukup aman dan nyaman bila dibawa dengan tangan.Selain itu, bagian engsel juga menjadi hal yang istimewa dari Zenbook Flip UX360UA ini karena menggunakan desain unik yang disebut dengan Jewel Hinge. Julukan ini disematkan karana Zenbook Flip UX360UA mengusung engsel yang kuat dan dibalut desain indah menyerupai perhiasan. Pada sisi kanan Asus Zenbook Flip UX360UA terdapat port HDMI, USB 3.1 Type C, USB 3.0, audio jack dan port charger, dan card reader.


Add caption

Sedangkan sisi kirinya terdapat port USB, tombol power, dan pengatur volume. Beberapa port seperti VGA dan LAN memang sengaja tidak disertakan untuk menjaga desainnya tetap tipis.Kelebihan utama yang ditawarkan oleh Zenbook Flip UX360UA adalah menawarkan layar yang dapat diputar 360 derajat dan didukung baterai yang memiki daya tahan yang lama, yakni hingga 12 jam. Laptop ini tampil dengan desain mewah dengan balutan casing aluminium yang kokoh dengan tekstur Zen yang menjadi ciri khas lini Zenbook yang menawan.

Sektor audio juga menjadi salah satu daya tarik dari laptop convertible Asus Zenbook Flip UX360UA ini dengan membekali laptop berlayar putar ini dengan speaker stereo 1,6W dari Harman/Kardon yang didukung teknologi Asus SonicMaster untuk memanjakan telinga pengguna.

Asus membekali laptop Zenbook Flip UX360UA dengan layar sentuh atau touchscreen berukuran 13,3 inci jenis IPS (In-Plane Switching) LCD Asus dengan LED (Light Emiting Diode) backlight resolusi Quad HD+ 3200 x 1800 piksel yang diklaim memiliki cakupan warna hingga 72% NTSC. Hal ini sangat mendukung kenyamanan pengguna saat bekerja di depan laptop dalam waktu lama. Dukungan resolusi yang tinggi membuatnya cocok untuk mengakomodasi komputasi harian atau kebutuhan multimedia Anda.

Performa adalah kelebihan utama yang ditawarkan oleh laptop canggih Zenbook Flip UX360UA yang  mengandalkan dukungan prosesor Intel Core i7-6500U generasi Skylake terbaru dual-core dengan kecepatan standar 2,5GHz dan TurboBoost hingga 3,1GHz.

Juga tersedia Asus Zenbook Flip UX360UA varian murah dengan mengandalkan dukungan prosesor Intel Core i5-6200U generasi Skylake terbaru dual-core yang berlari dengan kecepatan standar 2,3GHz dan TurboBoost hingga 2,8GHz. Kedua varian laptop ini dibekali dengan memori RAM berkapasitas 8GB DDR3L 1866MHz. Tak diketahui apakah RAM dapat di-upgrade atau tidak.

Sisi grafis, ultrabook convertible Zenbook Flip UX360UA ini mengandalkan Intel HD Graphics 520 tanpa kehadiran grafis diskrit. GPU (Graphics Processing Unit) Intel HD Graphics 520 yang mengusung 24 execution unit (EUs) dengan kecepatan 300 – 1050MHz. Performa grafis ini setara dengan grafis diskrit Nvidia GeForce 820M. Hal ini membuat Asus Zenbook Flip UX360UA tidak cocok untuk gaming.

Konektivitas laptop 2 in 1 Zenbook Flip UX360UA juga cukup lengkap dengan dukungan WiFi, Bluetooth, Port USB 3.0, Port USB Type-C, card reader, dan Port HDMI. Asus juga membekalinya dengan media penyimpanan berupa SSD (Solid State Drive) dengan antarmuka SATA 3 M.2 berkapasitas 512GB. Solusi SSD menawarkan konsumsi daya yang lebih rendah dan performa lebih tinggi.

Asus telah membekali Zenbook Flip UX360UA ini dengan sistem operasi Microsoft Windows 10 Home x64 original pre-installed di dalamnya, sehingga pengguna tak perlu membeli lisensi sistem operasi lagi untuk menggunakan laptop ini. laptop ini juga didukung baterai mumpuni dengan kapasitas 3 cell 57 Whrs Polymer Battery yang diklaim mampu bertahan hingga 12 jam penggunaan normal.

Harga Asus Zenbook Flip UX360UA

Asus Zenbook Flip UX360UA di Indonesia dibanderol seharga  Rp 17 juta-an untuk varian dengan prosesor Intel Core i7. Sedangkan harga Zenbook Flip UX360UA varian dengan prosesor Intel Core i5 lebih murah, yakni Rp 15 juta-an. Harga yang ditawarkan oleh laptop Asus Zenbook Flip UX360UA ini memang lebih mahal ketimbang seri Zenbook Flip UX360CA yang lebih dulu hadir di Indonesia. Ini wajar mengingat performa dan spesifikasi Zenbook Flip UX360UA lebih powerful.Impresi awal tim Laptophia Blog saat menjajal Zenbook Flip UX360UA ini cukup mantap, solid, dan terkesan kuat. Asus Zenbook Flip UX360UA ini laik dipertimbangkan bagi konsumen yang membutuhkan notebook convertible yang powerful dan stylish.

Spesifikasi Asus Zenbook Flip UX360UA

§     Layar sentuh IPS LCD dengan LED backlight 13,3 inci resolusi Quad HD+ 3200 x 1800 piksel, 72% NTSC, Bisa diputar 360 derajat
§     Prosesor Intel Core i7-6500U dual-core 2,5GHz TurboBoost 3,1GHz
§     Prosesor Intel Core i5-6200U dual-core 2,3GHz TurboBoost 2,8GH
§     Chipset Intel
§     Grafis Intel HD Graphics 520 
§     Memori RAM hingga 8GB LPDDR3 1866MHz
§     Storage SSD 512GB SATA3 M.2 SSD
§     Konektifitas WiFi, Bluetooth, Port USB 3.0, Port USB Type-C, Port micro HDMI, card reader
§     Dual stereo Harman/Kardon 1.6W Speaker, Asus SonicMaster
§     Kamera depan dengan resolusi HD 720p
§     Baterai 3 Cells 57 Whrs Polymer Battery
§     Sistem Operasi Windows 10 Home x64
§     Dimensi 323 x 220 x 13.9 mm berat 1,27 kilogram
§     Warna Grey & Rose Gold

Sistem Operasi Windows 10

ASUS memberikan Windows 10 pada setiap pembelian ZenBook Flip UX360UA, Sudah bukan jamannya pakai software bajakan, ya SobatPreneur? Windows 10 punya dukungan penuh pada penggunaan touchscreen ZenBook Flip UX360UA.

Spesifikasi selengkapnya dapat dilihat pada table berikut:

Prosesor
Intel Core i7 6500U
Sistem Operasi
Windows 10 Home
Memori
8 GB LPDDR3 1866MHz SDRAM
Display
13.3″ (16:9) LED backlit QHD+ (3200×1800) Glare 60Hz Touchscreen with 72% NTSC
Support ASUS Splendid Technology
With IPS Technology
Grafis
Integrated Intel HD Graphics 520
Storage
512GB SATA3 M.2 SSD
Card Reader
Multi-format card reader
WebCam
HD Web Camera
Networking
Integrated 802.11a/b/g/n/ac(2×2) (WIDI Support)
Built-in Bluetooth V4.1
Interface
1 x COMBO audio jack
2 x USB 3.0 port(s)
1 x USB-C Gen 1 (up to 5 Gbps)
1 x HDMI
1 x Fingerprint (On selected models)
1 x SD card reader
1 x Volume up/down
Audio
Built-in Stereo 2 W Speakers And Digital Microphone
ASUS SonicMaster Technology
Baterai
57 Whrs Battery
Dimensi
321 x 219 x 13.9 mm (WxDxH)
Berat
1.3 kg with Battery
Garansi
2 tahun garansi global

SobatPreneur sudah tak sabar pengin Menjajal Keunggulan ASUS ZenBook-Flip-UX360UA? Buruan beli!




Jelang Akhir Tahun 2016, Komunitas Blogger Pontianak Miliki Struktur Kepengurusan Baru

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com- Jelang Akhir Tahun 2016, Komunitas Blogger Pontianak Miliki Struktur Kepengurusan Baru.  Struktur organisasi ini secara resmi terbentuk, melalui proses pemilihan oleh para anggota grup WhatsApp Komunitas Blogger Pontianak (KBP) yang mana masing-masing anggota diminta untuk memilih 5 orang yang menurut mereka layak memimpin komunitas para blogger Pontianak dan mengemban amanah mulai 1 Januari 2017 ini. pemilihan didasarkan pada suara terbanyak.

Dari kelima orang terpilih tersebut, mereka bersepakat menunjuk satu orang sebagai pemimpin dengan banyak pertimbangan mulai dari pengalaman berorganisasi, kesiapan dan faktor usia. 4 orang lainnya akan menduduki jabatan yang telah dibentuk.

Berikut nama blogger yang menjabat sebagai pengurus inti dalam struktur kepengurusan Komunitas Blogger Pontianak masa periode 1 Januari 2017 - 1 Januari 2019, 

1.    Leader                      : Edo Pradana Prasitha (Leemindo.com) 

2.    General Secretary    : Teguh Hariyadi (Blogsteguh.web.id)

3.   Finance                     :       Mardhiyah Harahap  (darepontianak.com)

4.    Public Relation        :       Radit Mananta alias Adetya (misterpangalayo.com)

5.    IT                              :      Ero Pradolly Prasitha (omgoegel.com)

6.    Penasihat                   :      Freddy Hernawan, Rohani Syawaliah, Ahmad Qumayni




Sejarah Berdirinya KBP

Pada mula berdiri, komunitas ini bernama Buda’ Blogger. Nama  Buda' Blogger pertama kali dicetuskan oleh Ero Pradolly Prasitha dan Feri Harjulianto. Mereka mengusung nama ini karena sangat khas mengarah pada kota Pontianak dan menjadi identitas dari Komunitas Blogger Pontianak. Buda' (bahasa Melayu) adalah istilang slang untuk kata ‘anak’. Buda' Blogger = Anak-anak Blogger. Namun, karena dirasa namanya terlalu kedaerahan dan dapat menimbulkan kesalahpahaman jika dibaca orang dari luar Kalbar, karena budak identik dengan perbudakan, akhirnya diganti menjadi Komunitas Blogger Pontianak hingga sekarang.

Para blogger yang tergabung di Komunitas Blogger Pontianak ini sangat aktif mengadakan kegiatan bersama, seperti kopdar (kopi darat) rutin. Selain itu, para anggotanya juga selalu aktif berbagi informasi dan ilmu di grup Whatsapp KBP (sekarang menjadi grup Forum Blogger Pontianak). Tujuannya, agar sesama blogger terjalin tali silaturahmi dan saling berbagi informasi atau ilmu seputar blog, internet dan berbagai hal lainnya, termasuk mengadakan kegiatan sosial.

Para Blogger  Pontianak ini juga hadir di beberapa media sosial, email dan laman seperti:

•    Grup Facebook : Blogger Pontianak 

•    Fans Page : Blogger Pontianak

•    Twitter : @blogger_ptk

•    Instagram : @blogger_ptk
•    Email : kite@bloggerpontianak.id

•    Website/ laman : Buda' Blogger

Lengkap, ya? Bagi teman-teman yang ingin bergabung bersama KBP dapat mengisi formulir resmi di 

http://bit.ly/BloggerPontianak. 

Para admin akan mengundang Anda secara otomatis ke Grup WhatsApp Forum Blogger Pontianak. Mari bergabung dan berbagi ilmu bersama Komunitas Blogger Pontianak. Let’s Go Blog Together!




Fenomena Konsumen Kelas Menengah di Indonesia

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com-Saya sering merasa geli ketika memerhatikan tingkah polah para ‘orang kaya baru’ yang mulai bermunculan di Indonesia sejak 2010 silam. Di mal, di bandara, di hotel-hotel berbintang, di bioskop, hingga di kafe-kafe, sering sekali kita jumpai para ‘orang kaya baru’ ini yang selalu menenteng barang-barang canggih seperti smartphone, sebagai bentuk pencitraan pribadi, tanpa bisa memanfaatkan fungsi smartphone tersebut secara maksimal, selain sekedar untuk memperbarui status dan foto di Facebook dan Twitter. Inikah yang disebut Fenomena Konsumen Kelas Menengah di Indonesia? 



Apa itu Konsumen Kelas Menengah? Bank Dunia mendefinisikan yang disebut Konsumen Kelas Menengah adalah penduduk dengan pengeluaran US$2 hingga US$20.Menurut studi Bank Dunia, kalangan kelas menangah ini terbagi empat kelas. Pertama kelas menengah dengan pengeluaran hariannya US$2-US$4 atau per bulannya sekitar Rp1-1,5juta (38,5 persen). Kedua, kelas menengah dengan pengeluaran hariannya US$4-6 atau  Rp1,5 -2,6 juta per bulan (11,7 persen). Ketiga konsumen kelas menengah dengan pengeluaran hariannya US$6-US$10 atau Rp2,6-5,2 juta  per bulan (5 persen) serta golongan menengah yang pengeluaran hariannya US$10-US$20 atau Rp5,2-6 juta perbulan (1,3 persen). Peningkatan di kelas menengah didominasi oleh mereka yang berada di tingkat pengeluaran US$2-6 per hari. 

Peneliti Senior LPEM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Mohamad Ikhsan menyebut, golongan menengah banyak terdapat di perkotaan. Dua pertiga penduduk perkotaan adalah kalangan menengah, sementara di pedesaan kalangan menengah hampir separuh dari penduduk.  Kelas menengah sebagian besar terdiri dari profesional di sektor jasa dan industri. Kebanyakan mereka tidak ingin masuk dalam kepemilikan lahan serta entrepreneur di luar pertanian. Sebagian besar kalangan menengah di Indonesia adalah pengusaha di sektor informal dan jumlahnya relatif kecil.

Dari sisi demografi, kalangan menengah cenderung memiliki ukuran keluarga relatif kecil. Mereka umumnya juga memiliki mobilitas tinggi dalam hal pekerjaan dan tempat tinggal. Kalangan menengah juga lebih cenderung menghabiskan dana untuk pendidikan dan layanan kesehatan yang berkualitas. "Kalangan ini merespon kualitas yang dibutuhkan kalangan menengah yang biasanya kritis." Sedangkan kalangan ini memiliki dampak terhadap ekonomi, yaitu adanya lonjakan permintaan, dari permintaan bahan makanan menjadi barang tahan lama. Ia mencontohkan permintaan barang elektronik, kendaraan seperti motor yang meningkat tajam.

Yang berlangsung di Indonesia saat ini adalah fase yang telah dilalui beberapa negara, diantara Jepang dan Korea Selatan. Pendapatan per kapita penduduk Indonesia sebesar $3,000 atau sekitar Rp 30 Juta pada 2010 lalu, telah mengangkat jutaan orang dari jurang kemiskinan. Sekitar 70% ekonomi Indonesia ditopang oleh kelas konsumen baru ini. Darimana mereka memeroleh pendapatannya? Majalah Tempo Edisi 20-26 Februari 2012 lalu menyebutkan beberapa sumber pendapatan kelompok ini, yang dilansir dari data BPS 2011. Industri pengolahan/ manufaktur merupakan penyumbang terbesar dengan porsi sebesar 24,3%, diikuti oleh pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan sebesar 14,7%. Di posisi ketiga ditempati oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran (13,8%). Pertambangan dan penggalian berada diurutan keempat dengan 11,9%, diikuti oleh sektor konstruksi dan jasa, masing-masing sebanyak 10,2%. Diurutan keenam adalah bidang keuangan dan real estate sebesar 7,2% , dan di posisi ketujuh diisi oleh bidang pengangkutan dan komunikasi sebesar 6,6%. Dan di urutan terakhir diisi oleh sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 0,8%. Pada tahun 2025, diperkirakan komposisi jumlah penduduk usia produktif 15-64 tahun di Indonesia akan mencapai titik maksimal. Jumlah penduduk yang bekerja (disebut rasio daya dukung ekonomi) berada pada posisi tertinggi atau 69,5% dari total populasi. Berkah ini berpotensi menurun pada 2050. Di titik ini total rsio ketergantungan meningkat menjadi 0,573% atau 57,3% dari total penduduk. Rasio ketergantungan anak menurun dibanding pada 2025, tapi rasio ketergantungan lanjut usia meningkat menjadi 26% dari total jumlah penduduk.(Majalah Tempo Edisi 20-26 Februari 2012).

Wajah-Wajah Konsumen Kelas Menengah

Inventure dan Majalah SWA mengadakan studi tentang kelas menengah di Indonesia. Mereka membagi dan mengidentifikasikan delapan karakter konsumen kelas menengah di Indonesia. Delapan karakter itu terdiri dari :

The Aspirator
Mencerminkan karakter idealis, memiliki tujuan jelas dan visi jangka panjang, peduli terhadap permasalahan sosial ( lingkungan, hak asasi, demokrasi) , dan mempunyai keinginan untuk memberi aspirasi terhadap komunitasnya. Mereka juga aktif dalam mengelola aset dan cenderung risk taker. Para The Aspirator ini berpikiran terbuka terhadap globalisasi dan nilai-nilai yang bersifat universal, memiliki visi jangka panjang, senang memperluas wawasan melalui networking, mengejar pencapaian prestasi pribadi (self achievement), update terhadap informasi, wawasan, dan trend teknologi terkini. Mereka relatif puas dengan kondisi finansial saat ini dan umumnya segmen ini terdiri dari kalangan profesional mapan/ senior.

The Performer
Umumnya terdiri dari kalangan profesional dan pengusaha muda. Mereka berpola pikir kritis, cenderung ingin menjadi bagian dari komunitas, berupaya mencapai status ekonomi yang lebih baik dan selalu memimpikan kebebasan finansial. Mereka selalu optimis dan melihat kesempatan sebagai sebuah tantangan. Mereka senang memanfaatkan IT dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun update terhadap informasi, wawasan, dan trend teknologi terkini, mereka relatif tidak mudah puas.

The Expert
Career-oriented, peduli untuk terus meningkatkan keahlian hingga menjadi pakar di bidangnya, memiliki semangat kekeluargaan yang tinggi, menjunjung tinggi norma-norma sosial dan nilai kekeluargaan, menghindari resiko, dan memimpikan kebebasan waktu merupakan ciri-ciri mereka. Segmen ini terdiri dari karyawan dan para profesional yang menghuni Kuadran Kiri dari The Cashflow Quadrant, seperti dokter, pengacara, konsultan, akuntan, dan lain-lain.

The Climber
The Climber adalah orang-orang yang umumnya terdiri dari karyawan level menengah/ supervisor. Mereka memiliki semangat kekeluargaan yang tinggi (traditional values) cenderung menjadi pahlawan bagi keluarganya. Mereka berupaya mencapai status ekonomi yang lebih baik dengan berpindah-pindah kerja. Kebebasan dalam hal waktu dan finansial merupakan impian.

The Settler
Segmen ini umumnya terdiri dari para pedagang sukses skala mengan dan besar yang sedikit bersosialisasi, tidak meng-update informasi terkini, tapi mempunyai banyak uang. Mereka relatif puas dengan kondisi keuangannya saat ini dan senang membantu sesama. Mereka memiliki banyak aset namun masih konservatif dalam mengelolanya.

The Flower
Kelompok ini umumnya kurang berpendidikan dan tidak mengenal teknologi serta kurang peduli dengan perkembangan trend terkini. Dalam menghadapi perubahan ini, mereka mengacu ke norma dan agama. Mereka menjalani kehidupan dengan mengalir apa adanya. Segmen ini didominasi oleh PNS dan ibu rumah tangga.

The Trendsetter
Mencerminkan kelompok yang senang menciptakan trend dan inovasi. Kelompok ini mapan dalam hal keuangan, namun pendidikannya kurang. Mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan selalu berusaha mengikuti trend fashion dan gadget mutakhir. Para first jobber dan pelajar/ mahasiswa dari kalangan mengengah ke atas merupakan bagian dari segmen ini. Mungkin para sosialita juga dapat dikategorikan kelompok ini.

The Follower
Kelompok terakhir ini terdiri dari para ababil alias abg labil. Biasanya para pelajar SMA dan Mahasiswa dari kalangan menengah. Mereka pandai bersosialisasi dan mengikuti trend terkini merupakan bagian penting agar dapat diterima oleh lingkungannya. Mereka mengekpresikan diri melalui barang-barang bersifat lifestyle. Mereka adalah tipe orang-orang yang saya singgung di tulisan pembuka.
Si Parasit Kapitalisme?

Kelas Menengah di Indonesia adalah ‘kelas penikmat’, meminjam istilah Yuswohadi, seorang pengamat bisnis dan pemasaran. Dengan tingkat konsumsi yang tinggi terhadap berbagai bentuk kenikmatan: mulai dari makanan enak, musik yang menyejukkan, tontonan yang menghebohkan, liburan yang menyegarkan, hingga merek-merek mahal yang memanjakan kenarsisan.

Mereka adalah kaum hedonis yang bekerja keras untuk membangun karir cemerlang untuk mendapatkan gaji tinggi dan kelimpahan ekonomi. Mereka berupaya keras mengadopsi teknologi dan menyerap sebanyak mungkin informasi sebagai senjata untuk membangun bisnis dan mencapai kemakmuran ekonomi. Mereka yang sebagian besar terdiri dari anak muda itu tidak begitu tertarik dengan masalah politik di dalam negeri. Bagaimana meroketkan karir, mengembangkan bisnis pribadi, membangun kompetensi profesional, atau menjalin networking dengan komunitas profesi secara global adalah isu-isu yang lebih penting bagi mereka dibanding isu-isu korupsi yang membelit Indonesia, hukuman berat bagi pencuri sandal jepit, atau Pemilu 2014 yang kian absurd. Tak heran jika Tempo mencap para kelas menengah ini sebagai parasit yang menempel pada tubuh kapitalisme.
Maraknya kaum Sosialita yang identik dengan kebiasan mengonsumsi barang-barang impor mewah juga merupakan salah satu dampak membaiknya ekonomi Indonesia yang saat ini merupakan terbaik kedua di dunia setelah Cina. Apalagi, ekonomi Indonesia memang ditunjang besarnya konsumsi di dalam negeri. Di AS, kehadiran sosialita sudah mulai ada sejak awal 1800-an. Kata sosialita sendiri asalnya dari Negara Abang Sam, yaitu socialite alias social elite. Mereka yang termasuk dalam kalangan itu memiliki garis keturunan keluarga kaya, bahkan ketika leluhurnya masih berada di tanah Eropa. Pada abad ke-21, pamor sosialita muncul kembali ketika ahli waris Hotel Hilton, Paris Hilton, membuat reality show hingga membangun bisnis mode.

Di Indonesia sendiri, fenomena sosialita mulai heboh awal 2012. Sebagian masyarakat Indonesia masih memandang negatif terhadap kelompok ini. Mereka dianggap sebagai ibu-ibu rumah tangga yang tidak punya kerjaan dan hanya bisa menghabiskan uang suami untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Namun, banyak juga yang memanfaatkan mereka untuk meraup keuntungan. Sosialita memang menjadi target market yang cocok bagi para desainer busana, sepatu, dan tas. Selain karena mereka selalu ingin terlihat berbeda dari yang lain, the newest fashion items pun menjadi hal yang wajib mereka miliki. Fashion adalah penanda kelas sosial yang paling nyata. Kelompok sosialita menjadikan tas mewah sebagai penanda status sosial mereka. Kalimat Consumo Ergo Sum, aku mengonsumsi, maka aku ada, sangat identik dengan mereka.

Kelas Menengah dan Politik

Rocky Gerung, seorang pengajar filsafat dari Universitas Indonesia, dalam kolomnya di Majalah Tempo Edisi 20-26 Februari 2012 menulis mengenai perilaku konsumen kelas menengah ini dalam hal politik. Gerung menyatakan bahwa tahap kematangan politik dan kondisi kejiwaan para ‘orang kaya baru’ di Indonesia ini masih kuat diarahkan oleh lingkungan komunalnya. Dalam hegemoni kultural itulah pendapat politik kelas menengah tersandera. Kelas Menengah di Indonesia tidak mencari rasa aman pada sistem institusi modern, melainkan pada nilai-nilai transendental.Mereka mampu beli Alphard, tapi selalu mengeluh soal kemacetan ibukota. Dalam kolomnya yang cukup menohok itu, ia mengajukan satu pertanyaan penting: “ Bila jumlah mereka mendekati 50 juta jiwa, berpenghasilan Rp 50 juta setahun pada 2014, cukup mandirikah kelas ini dalam pemilihan presiden nanti? Seandainya ‘sihir’ politik uang masih akan merajalela pada Pilpres 2014 nanti, sanggupkah kelas menengah ini menatap jauh kedepan, pada harapan sistem kebijakan publik yang bersih, dan karena itu mau melakukan pilihan politik baru?”

Merlyna Lim, seorang peneliti masalah media baru dari Arizona State University di Amerika Serikat dalam risetnya yang berjudul “In Curhat We Unite”, menemukan bahwa media sosial di Indonesia bukanlah alat demokratisasi dan perubahan sosial. “ tak kurang dari 99% gerakan yang mencoba meniru Bibit-Chandra dan Prita gagal.”, ungkapnya seperti dikutip Majalah Tempo Edisi 20-26 februari 2012. Merlyna Lim mengatakan bahwa kelas menengah di Indonesia baru tertarik berpartisipasi dalam gerakan politik bila resikonya kecil. Mengklik setuju di internet itu resikonya kecil, tapi berunjuk rasa di jalan dan berhadapan dengan aparat itu beresiko besar.

Hal ini berlawanan dengan yang terjadi di Malaysia di mana kelas konsumen baru turut berperan aktif dalam dunia politik. Tren ini ditandai dengan perhimpunan Bersih 2007, tsunami politik pilihanraya Mac 2008, perhimpunan Bersih 2.0 dan baru-baru ini Himpunan Hijau 2.0 di Kuantan. Berdasarkan kajian Pew Global Attitudes Survey yang termuat di laman web The Economist tanggal 3 September 2011 dengan judul, “The new middle classes rise up”, lebih 60 persen reponden kelas menengah di Malaysia mendukung demokrasi mengatasi kelas berpendapatan rendah dengan selisih sekitar 10 persen. 

Budiarto Shambazy, Redaktur Senior Harian Kompas dalam tulisannya setuju ketika mengulas perhimpunan Bersih 2.0, “Gelombang ketidakpuasan yang terjadi di Malaysia kemarin (Sabtu, 9/7) digerakkan oleh kelas menengah. Itulah sebabnya sulit membayangkan gelombang ketidakpuasan seperti itu menjalar ke Indonesia. Dibandingkan dengan negara lain di Timur Tengah, Maghribi (Afrika Utara), Malaysia juga Thailand, kelas menengah Indonesia tergolong terbelakang.”

Sementara, survey Kompas Desember 2011 menunjukkan bahwa tingkat kekritisan sebagian besar kelas menengah semakin rendah seiring dengan ruang lingkup problem di masyarakat. Artinya, semakin berat isunya, semakin acuhlah manusianya. Hal ini, merujuk kumpulan artikel LP3ES dan CIDES mengenai kelas menengah era Orde Baru, bukanlah fenomena yang baru, melainkan sifat yang melekat akibat kepentingan dan kesempatan yang inheren pada kelas menengah. Kelas menengah Pasca-Soeharto telah begitu menjulang. Kenyang dikuliti karena apatisme politik dan pragmatisme konsumsi, kelas menengah masih menyimpan berlapis mitos yang belum dikupas hingga sekarang. Salah satunya adalah tabiat berbudaya dari kelas ‘bumper’ ini. (dikutip dari tulisan M.Fajri Siregar berjudul ‘Para Priyayi Baru’)

Kurnia C Effendi dalam tulisannya yang berjudul Mempersoalkan kelas menengah baru, mengatakan bahwa simbol kelas menengah terhadap politik mengabarkan politik kita itu gadget. Substansi pesan politik sudah tidak dipentingkan lagi. Justru penampilan fisik si politisi menjadi komoditas. Ini menjelaskan banyaknya politisi yang menyewa PR ketika berkampanye. PR bertugas memastikan politisi berpenampilan bagus. Maka dari itu politik kita saat ini adalah politik kelas menengah. Disisi lain, jumlah kelas menengah juga akan meningkatkan kualitas demokrasi bagi Indonesia. Salah satu problem demokrasi adalah pemilih yang tidak melek politik, tidak mengikuti berita politik dan hanya mendukung satu orang yang diamati.
sumber: vivanews.com; themalaysiainsider; marketeers.com; tempo.co

Astra Motor Pontianak Perkenalkan All New Honda CBR250RR

$
0
0
EntrepreneurKreatif.com-Bertempat di Pizza Hut, A. Yani Mega Mall Lantai 2, PT. Astra Internasional (Astra Motor) cabang Pontianak mengundang para blogger dari Komunitas Blogger Pontianak (KBP) dan para jurnalis media cetak dan radio, pada Sabtu, (7/1) sore. Dalam kesempatan itu, pihak Astra Motor Pontianak perkenalkan All New Honda CBR250RR sebagai model pertama yang berada di kelas motor premium 250 cc untuk masyarakat Kalbar.

Para anggota Komunitas Blogger Pontianak dan para jurnalis berfoto bersama dalam acara launching All New Honda CBR250RR di A. Yani Mega Mall Pontianak, Sabtu (7/1)


Dalam acara konferensi pers dan launching All New Honda CBR250RR tersebut, juga menyuguhkan berbagai aktivitas menarik seperti penampilan orkestra yang membawakan musik bergenre klasik, pianis performance, modern dance, kompetisi Honda Model Contest, spesial program penjualan, serta aktivitas riding experience bagi masyarakat yang tertarik ingin merasakan sensasi mengendarai CBR250RR. Para blogger dan jurnalis juga berkesempatan memotret contoh motor Honda CBR250RR yang dipamerkan di lantai dasar A. Yani Mega Mall Pontianak.



All New Honda CBR250RR ini merupakan model pertama di kelasnya yang sudah mengaplikasikan model TBW atau Throttle By Wire yang menghadirkan akselerasi halus dan stabil yang lebih presisi. Untuk memaksimalkan fungsi TBW ini dilengkapi riding mode selector sehingga pengendara dapat menikmati berkendara di berbagai kondis jalan, seperti berkendara secara gahar di wilayah pegunungan hingga bertualangan di tengah kemacetan kota sembari berboncengan. Hasyeek!



Selain itu juga dilengkapi denganAccelerator Position Sensor (APS) yang diletakkan di sisi kiri gas yang berfungsi mendeteksi secara otomatis putaran tuas gas dan mengirimkan sinyal elektrik ke ECU. Sistem ini juga diaplikasikan di RC213V.



All New HONDA CBR250RR tersedia dalam 2 tipe, standar (STD) dan ABS dengan pilihan warna Honda Racing Red, Anchor Graymetallic, dan Mat Gunpowder Black Metallic. Untuk harga on the road di Pontianak dipasarkan Rp 64.480.000 dan Honda Racing red seharga Rp 65.080.000 untuk tipe standar (non ABS). Sedang untuk tipe ABS dengan warna Anchor Graymetallic dan mat Gunpowder Black metallic dibanderol seharga Rp 70.470.000 dan Honda Racing red tipe ABS seharga Rp 71.070.000

Tentang Biara di Ujung Surga dan Perempuan Ba’alawy yang Menggoda

$
0
0
EntrepreneurKreatif.com-Selain berfoto bareng sepasang Ondel-Ondel Betawi yang ‘ajaib’ itu, salah satu keinginan saya yang belum terwujud hingga kini adalah menulis sebuah novel-yang rencananya akan-berjudul Biara di Ujung Surga. Sebuah novel tentang kisah hidup seorang perempuan Tionghoa yang memutuskan menjadi seorang biksuni, julukan bagi biksu perempuan dalam ajaran Budha. Seorang biksu dan biksuni harus berkomitmen untuk hidup selibat lho, alias tidak boleh menikah seumur hidup. Wow! Sanggup nggak kalian?


Cerita sedikit, beberapa tahun lalu (saya lupa) waktu itu hari Senin dan libur (entah libur Maulid atau Isra’ Mi’raj gitu deh) saya iseng pergi ke Jalan Gajahmada, sebuah daerah Pecinan di Pontianak. Tujuannya cuma satu, nyari DVD bajakan #parah.  Sampai di sana, tokonya tutup. Saya baru ingat kalo itu hari libur. Pas mau putar balik, saya melihat sebuah pemandangan langka yang nggak bisa saya lupakan sampai sekarang. Seorang biksuni keluar dari sebuah gang sempit di Gajahmada.

Ia memakai jubah kuning kecoklatan khas para biksu Budha, dengan kepala yang ditutup dengan ikat kepala dari kain yang diikat layaknya anak-anak MAPALA. Ia berjalan pelan-sepertinya menuju kelenteng-dan saya tercengang beberapa detik di atas motor. Seumur hidup baru itu pertama kali saya melihat langsung seorang biksuni, bukan lewat tivi. Ingin sekali saya mengejar dan mewawancarainya, tapi waktu itu saya belum jadi wartawan. Rasanya konyol sekali kalo kepoin orang yang nggak kita kenal tanpa tujuan jelas.

Kejadian itu membuat saya sempat bikin film dokumenter tentang kehidupan seorang biksuni di Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalbar, yang berjarak sekitar 4 jam dari Pontianak. Di sana banyak terdapat vihara atau kelenteng. Tapi karena logistik yang mahal, akhirnya nggak jadi.

Kalau ada waktu dan uang, saya ingin meriset langsung ke Singkawang atau Pemangkat tentang kehidupan seorang biksuni, untuk novel saya. Banyak sekali yang ingin saya tanyakan, di antaranya; Kenapa ia memutuskan menjadi seorang biksuni? Apa yang ia rasakan selama tinggal di biara/ vihara?  Apakah ia sanggup menjalani hidup selibat tanpa menikah seumur hidup? Bagaimana masyarakat sekitar memperlakukan seorang biksuni? Dan berbagai pertanyaan lain yang berkelindan di kepala saya hingga kini. Entah kapan bisa terjawab.

Selain etnis (bukan suku loh) Tionghoa, salah satu yang sangat menarik perhatian masyarakat Indonesia adalah mengenai perempuan dari etnis Arab, khususnya dari subetnis Arab Ba’alawy (baca: keturunan habaib) yang dikenal dengan gelar Syarifah. Para syarifah ini dikenal sering melakukan pernikahan sekufu alias endogamy dengan sesama Sayyid (gelar bagi lelaki keturunan Habaib di Indonesia) dengan segala macam kisah dan kontroversi yang menyelimutinya.

Selama ini, cerita mengenai perempuan Ba’alawy dan pernikahan endogamy yang harus mereka jalani, begitu menarik perhatian dari kalangan non-Arab sehingga terkadang mereka mengarang sendiri cerpen atau membuat film tentang perempuan Ba’alawy dari sudut pandang mereka.




Terkadang, yang mereka ceritakan itu cenderung tendesius dan mengarah ke SARA. Karena dua alasan, mereka bukanlah perempuan dari kalangan Arab Ba’alawy dan mereka semata menulis cerita hanya dengan ‘rasa’ tanpa riset sama sekali sehingga hasilnya asal-asalan. Padahal, resikonya sangat riskan karena akan menyinggung etnis orang lain. Cerita itu akan sangat berbeda jika yang menulis adalah perempuan dari subetnis Arab Ba’alawy itu sendiri, dilengkapi dengan data riset yang sangat3x lengkap dan akurat. Kabar baiknya, saya sedang menggarap naskah novel tentang kehidupan seorang perempuan Ba’alawy lengkap dengan pernikahan endogamy mereka yang selalu menjadi kontroversial di IndonEsia tercinta. Haduh, apa sih yang nggak pernah jadi kontroversial di negeri ini? Cebong ngidolain kodok aja langsung  jadi berita online. Hahahahanjir!


Yawda deh, nanti kalo novelnya sudah jadi mungkin akan saya share di sini. Mungkin lho ya. Nggak bisa janji karena kebentur perjanjian dengan penerbit dll itu. Kalau bisa sih saya pengin solo traveling sekalian traveling ke Solo, mumpung ada maulid Habsyi di Kampung Arab sana tanggal 17 Januari ini. semoga bisa terwujud. Aamiin.

Serunya Naik Bis Malam

$
0
0
EntrepreneurKreatif.com-Pernah merasakan serunya naik bis malam? Mungkin sebagian SobatPreneur yang membaca tulisan ini pernah merasakannya, terutama yang bepergian ke luar kota atau bahkan luar negeri. For your information, dari Pontianak menuju Kuching, ibukota Sarawak, Malaysia Timur, dapat ditempuh dengan jalur darat selama 6 jam perjalanan. Jika naik bis, biasanya dari Kota Pontianak jam 8 malam paling cepat. Dapat di Kuching subuh, karena mereka biasanya singgah beberapa jam untuk membawa para penumpang makan di Ngabang, ibukota Kabupaten Landak. Ah, saya jadi rindu pengin ke Kuching lagi seperti  tahun 2014 lalu.

Oke, next. Saya pernah dua kali pergi ke kabupaten di Kalbar naik bis malam. Pertama ke Sintang, yang jaraknya sekitar 8 jam perjalanan darat dari Kota Pontianak. Naik bis sekitar jam 8 malam dan sampai di Sintang jam 5 subuh.  Bisnya besar, full AC, dan tidak bisa membawa motor di atap bis. Beda dengan bis ke Sambas yang kecil, tidak ber-AC, dan bisa menampung motor para penumpang di atap bis. Tentu saja harga bis ke Sintang 2x lipat bis ke Sambas.



Saya sempat bekerja di Kab. Sambas selama enam bulan, hingga akhir 2014. Hampir setiap bulan-setelah gajian tentu saja-saya selalu pulang ke Pontianak naik bis. Tentu saja motor bututku setia nangkring di atas bis, karena saya belum berani mengendarai motor ke luar kota. Dari Sambas menuju Pontianak sih nggak masalah sama sekali, karena berangkatnya pagi. Sekitar jam 7 paling awal  atau paling tepat jam 9 pagi. Nyampe di Ponti sekitar jam 15.00 sore, karena biasanya berhenti di Mempawah jam 13.00 wib untuk makan siang. Nah, yang jadi masalah adalah keberangkatan bis itu dari Pontianak menuju Sambas. Hal ini pula yang membuat saya memang tidak lama kerja di sana. Salah satu alasannya, ayah saya tidak mengijinkan saya terus-terusan naik bis malam.

Yup. Bis itu berangkat dari Pontianak setiap hari selalu jam 01.00 dini hari. Paling lambat jam 04.00 wib. Itu pun sangat jarang. FYI, bis dari Pontianak ke Sambas ada beberapa buah loh, nggak cuma satu doang.  Pernah dalam satu bis itu isinya laki semua, alias saya satu-satunya perempuan di sana. Ngeri, ya? Tapi alhamdulillah saya sampai dengan selamat di Sambas. Saya rasa, asal kita nggak pake tank top sama celana pendek setengah tiang aka memakai baju yang sopan dan tidak merangsang, insya Allah aman. Karena tengah malam dan selalu merasakan segarnya angin malam dari jendela bis, saya memang selalu memakai sweater tebal dan jins. Dan saya selalu memilih duduk dekat jendela.

Selain menikmati segarnya angin malam, saya juga sering mengamati kehidupan manusia di malam hari, yang tidak mungkin bisa kita saksikan sebelum jam 10 malam. Geliat kehidupan yang unik. Manusia-manusia (tengah) malam.  Melintasi dua wilayah (Kab. Mempawah dan Kota Singkawang) sebelum menuju Sambas. Sensasi unik yang selalu memacu adrenalin saya dan selalu saya rindukan. Sensasi naik bis malam.


Me vs Flat Shoes

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com-Saya memang suka sekali memakai flat shoes, atau bahasa Belandanya: Pantofel. Selain memang tidak terlalu suka memakai high heel dan memang tidak baik bagi kesehatan kaki, 'kelebihan' saya secara fisik juga tidak memungkinkan untuk sering memakai high heel. Jadilah flat shoes sebagai alteratif terbaik. Saya selalu memakai si tapak datar ini ke tempat resmi seperti kantor, naik pesawat, bahkan pernah saya pakai di hari lebaran. Sekarang saya bekerja sebagai freelance contributor untuk sebuah media online nasional sekaligus blogger yang otomatis tidak harus ngantor secara resmi, Saya bisa ngantor di mana saja, dan paling favorit tentu saja di kafe COC langganan saya di Jl. Danau Sentarum, Pontianak.





Dari segala kebebasan itu-saya orang yang paling tidak suka terikat-ternyata ada satu yang sangat saya rindukan. Ya. Apalagi kalo bukan flat shoes. Di rumah ada beberapa pantofel yang nganggur karena sudah jarang dipakai. Biasanya saya selalu memakai pantofel itu bersama dengan kaos kaki putih ala-ala anak sekolah. Saya tidak bisa memakai sepatu tanpa kaos kaki karena bisa lecet di kaki bagian belakang. Haduh! 

Saya pengin bisa sering make si tapak datar lagi biar bisa lari-lari cepat di tangga tanpa takut jatuh. Coba aja pake sepatu hak setinggi 10 sentimeter dan lari sambil naik tangga tanpa pegangan. Kalo saya udah keguling tuh. Semoga suatu saat nanti bisa bikin vlog tentang Me VS Flat Shoes. I hope.

Solo Traveling Atau Traveling ke Solo?

$
0
0
EntrepreneurKreatif.com-Saya baru tau kalau tiket pesawat Pontianak-Solo itu harganya lebih murah dari Ponti-Jogja (non online) alias beli di TKP. Tapi, hanya ada satu penerbangan langsung ke Solo dari Pontianak yaitu jam 21.00 wib. Nyampe di Solo jam 22.30 malam. Wadaw! Bagi Anda seorang perempuan single yang melakukan solo traveling ke Solo dan tidak punya teman atau keluarga di sana serta baru pertama kali ke Solo, saya sangat tidak menyarankan untuk melakukan ini, apalagi sampai nginap di bandara. Masih banyak alternatif lain seperti naik pesawat Pontianak-Yogya, trus lanjut naik kereta ini ke Solo yang cuma bayar tiket seharga Rp 10.000 karena waktu tempuh Jogja-Solo cuma 1 jam perjalanan. so, jangan nekad ya, girl. Apalagi sambil naked. Ngeri!

kereta Prameks Yogja-Solo
Sudah lama saya ingin melakukan solo traveling ke Solo. Solo adalah kota budaya yang sangat menarik, sedikit lebih tenang dibanding Jogja. Dan ini salah satu yang bikin Solo lebih menarik di mata saya dibanding Jogja. Ya. Apalagi kalo bukan Kampung Arabnya yang berada di Kecamatan Pasar Kliwon. Tentu saja daerah pertama yang akan saya datangi di Solo adalah kawasan Pasar Kliwon itu. Setiap tahun selalu diadakan haul memperingati wafatnya seorang ulama besar (baca: habib) dari marga Alhabsyi di Solo bernama Habib Anis Alhabsyi. Yang unik juga, di Pasar Kliwon, keturunan Arab bermazhab Sunni dan Syiah hidup berdampingan meski berbeda mazhab. Hal inilah yang sangat ingin saya teliti di sana. Kebetulan saya punya teman Arab Solo yang tinggal di Pasar Kliwon dan bermazhab Syiah. wow! Serem? Biasa aja kali.

suasanan khaul tahunan di Pasar Kliwon, Solo
Tentang Solo Traveling

Saya pernah sekali melakukan solo traveling sendirian sewaktu pulang dari Jakarta ke Pontianak. Pas perginya berdua teman, tapi dia pulang duluan. Saya terinspirasi melakukan solo traveling sewaktu tanpa sengaja membaca sebuah blog seorang perempuan muda dari Makassar (lupa nama blognya) yang sering bepergian sendiri keliling dunia. Hebat, ya?

Para habaib dari seluruh Indonesia dan Asia Tenggara menghadiri haul akbar di Masjid Riyadh, Solo
Dia yang waktu itu umurnya 20-an itu sudah terbiasa melakukan solo traveling ke luar negeri. Si travel blogger itu menulis beberapa manfaat melakukan solo traveling ke luar negeri, di antaranya membuat kaum perempuan menjadi mandiri dan tidak manja karena segalanya kita lakukan sendiri, termasuk menyeret koper yang berat. Sewaktu tiba dari Pontianak ke Jakarta bersama seorang teman, kami langsung naik Damri menuju terminal. Lanjut naik angkot ke Pondok Gede, Bekasi. saya baru tau ternyata si teman seumur hidup nggak pernah naik angkot yang di Pontianak disebut oplet. Pulang dari urusan di Bekasi, saya sempat nginap di Condet dulu beberapa hari untuk sebuah urusan, Lalu naik Damri ke Cengkareng, sendirian. Seru abis pokoknya. Yang pasti sempat deg-degan juga karena baru kali itu saya di Jakarta sendirian tanpa didampingi teman dan sodara.

Menikmati Kesendirian



Solo traveling membuat saya lebih mengenal diri sendiri. Saya juga pernah melakukan solo traveling ke Sintang, sendirian naik bis malam. Rasanya? Ngeri-ngeri sedap euy. Saya hampir nekat naik kapal laut via Semarang jelang tahun baru 2017 lalu karena murah. Sendirian. Dan papa saya langsung melarang keras. Mungkin kalau berdua teman insya Allah diijinkan. Saya sih berharap bisa pergi gratis alias dapat endorse. Haha! Mau pilih Solo Traveling Atau Traveling ke Solo? Kalo saya sih dua-duanya, Gan. Seru!


Eka Kurniawan dan Minat Baca Bangsa Kita yang Melorot

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com-Apa hubungan antara novelis Eka Kurniawan dan minat baca bangsa kita yang melorot? Tentu ada. Meskipun sebagai bangsa yang-katanya-beradab ini, barangkali kita (pura-pura) tidak mau mengakuinya. Sudah pernah baca novel karya Eka Kurniawan? Saya sudah baca 3 di antaranya, dan salah satunya yang paling fenomenal dan melambungkan nama Eka Kurniawan, tentu saja nangkring di lemari buku saya. Yup. Apalagi kalau bukan novel kanon best-seller berjudul Cantik Itu Luka. SobatPreneur sudah baca? Kalau belum, coba baca cuplikannya di goodreadsindonesia atau searchingaja ya. Novel laris itu sudah diterjemahkan dalam bahasa Jepang, Malaysia, dan akan segera terbit dalam bahasa Inggris. Novel terbitan Gramedia Pustaka Utama itu hingga Juni 2016 lalu telah dicetak sebayak sepuluh kali. Jika standar penerbit sekelas Gramedia untuk sekali cetak sebanyak 5.000 eksemplar saja, maka dari Mei 2004 hingga Juni 2016 novel  hot setebal 479 halaman itu telah terjual sebanyak 50.000 buah. Harga satu buah novel ini d Toko Buku Gramedia Pontianak dibanderol di atas seratus ribu rupiah. Anggaplah pas Rp 100.000, maka keuntungan yang diterima penulis hingga saat ini (kita anggap royalti penulis sebesar 10%) sebesar Rp 500 juta. Lumayan buat beli cireng, gan. Itu baru dari satu novel saja loh.

Novel karya Eka lain yang sudah saya baca-tapi tidak beli-berjudul Manusia Harimau dan Sebagaimana Rindu, Dendam Juga Harus Dibalas Tuntas. Membaca novel karya Eka, memori saya seperti kembali ke masa 80-an silam, tepatnya ke novel-novel karya Freddy. S, Edi D Iskandar, dan yang sejenis itulah pokoknya. Bisa dibilang, Eka yang lulusan Filsafat UGM ini adalah re-inkarnasi mereka, versi lebih cerdas dikit. Haha!


Kembali ke pertanyaan di atas, memang ada ya hubungan antara novelis Eka Kurniawan dan minat baca bangsa kita yang melorot? Atau jika pertanyaannya diganti menjadi ini: bagaimana cara meningkatkan minat baca di kalangan anak muda (khususnya pelajar dan mahasiswa) Indonesia, jika buku-buku sastra di perpustakaan sekolah kebanyakan buku-buku angkatan Pujangga Baru yang sangat tidak up-2-date dengan selera terkini, yang kertasnya sudah pada dekil, bahasa dan isinya ‘berat’ serta tebalnya menyaingi kotak sepatu itu?

Coba perhatikan pengunjung perpustakaan daerah di kota Anda, selain para mahasiswa semester akhir yang sedang menggarap skripsi sehingga ‘terpaksa’ mencari literatur gratis di sana, sisanya adalah anak muda jomblo kurang update. Kalo dalam sinetron khas IndonEsia biasanya ciri tersebut distigmakan dengan kacamata minus ala idiot, dan yang perempuan biasanya ditambah dengan rambut kepang dua yang memuakkan itu. Kenapa nggak sekalian dikasih dot bayi aja sekalian?

Jangan harap anak muda sok keren macam Young Lex atau Awkarin yang minat bacotnya jauh di atas minat baca itu mau mampir ke perpus. Memang nggak bisa disalahin juga sih. Kecuali kalau di perpusda atau perpus sekolah terpampang dengan manis novel-novel karya Eka Kurniawan, Ayu Utami atau antologi cerpennya Djenar Maesa Ayu, yang dijamin bakal sangat merangsang minat baca kawula muda harapan bangsa kita #tsah.


Bangsa kita yang memang malas membaca ini, semakin menjauh dari buku sejak menjamurnya video game dan kini gadget super canggih. Semakin melorotlah minat baca generasi millenials kita, persis kayak kolor yang karetnya udah pada kendor. Mesake bangsaku, kata Pandji Pragiwaksono.  Haruskah harapan terakhir itu kita sandarkan pada novel-novel stensilan di atas demi menggerek minat baca kaum terpelajar di negeri ini agar minimal setara dengan minat bacot mereka? Ach!

Nasi Briyani Pontianak

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com-Siang itu, saya iseng mengenadarai mtor ke kawasan 'kota lama' Pontianak, Jl.Tamar dan Jl. Nurali, Pontianak Kota. Di Jl. Tamar dapat Anda jumpai SD tertua di Pontianak, SDN 14 yang menempati bangunan peninggalan Belanda.SDN ini juga merupakan salah satu cagar budaya Pontianak yang dilestarikan dan dijaga oleh Pemkot Pontianak.




Di Jl. Nurali, tak jauh dari Masjid Al-Manar, saya singgah ke sebuah resto yang ditata mirip kafe, Al-Briyani namanya. Resto ini-sesuai namanya-menyajikan menu utara berupa nasi briyani yang berbentuk panjang dan pipih, sangat mengenyangkan dan lezat. Saya sampe nggak makan malam loh saking kenyangnya. Agar Nasi Briyani Pontianak ini lebih kental nuansa Timur Tengahnya, saya sengaja memakannya menggunakan tapsi, meski piring juga tersedia. Nasi Briyani menggunakan beras basmati yang diimpor langsung dari India.





Resto ini menggunakan model prasmanan, bukan paketan. Harga tergantung menu yang kita pilih. Karena saat itu gulai kambing habis, saya menggantinya dengan kikil. Ditambah sambal, acar, dan sambal kentang lauk favorit saya. Hmm..nikmat sekali. 



Saat saya tengah bersantap, datang rombongan yang membawa turis asing-sepertinya dari Afrika-yang juga makan di situ. Oh, ya Al-Briyani sudah setahun lebih buka di Jl. Nurali. Bagi Anda yang ingin santai sore sembari menyantap hidangan khas Arab dan menikmati pemandangan bangunan-bangunan peninggalan Belanda di Pontianak, boleh mampir ke Al-Briyani. Ditanggung ketagihan.



Film SOLD

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com-Saya tadi siang menonton film SOLD yang keren banget. Dan itu film India, setidaknya para pemeran utama dan setting-nya di Kalkuta, salah satu kota terpadat di India. Film SOLD diangkat dari novel karya Patricia Mc Cormick dengan judul sama. SOLD berkisah tentang Laksmi (diperankan oleh Niyar Saikia), gadis miskin dan lugu berusia 13 tahun dari sebuah desa di Nepal, yang dijanjikan bekerja di sebuah keluarga baik-baik di Kalkuta, India. Laksmi pun dijual oleh ayahnya yang cacat dan pemabuk dengan seorang perempuan dari kota yang ia sapa dengan sebutan auntie Bimla (diperankan Tillotama Shome). Dengan menempuh perjalanan darat selama dua hari bersama Bimla, Laksmi pun tiba di sebuah rumah tua dan mengerikan di Kalkuta. Ternyata itu adalah rumah bordil. Mumtaz, germo pemilik rumah bordil itu menyebutnya sebagai Happiness House atau Rumah Kebahagiaan.



Laksmi dipaksa melayani seorang pria setengah baya yang sudah membayar mahal kepada germonya, dan karena ketakutan, ia menggigit pipi pria itu. Akibatnya, Laksmi dipukul oleh centeng si germo (Mumtaz) hingga tapak kakinya berdarah. Laksmi pernah berusaha kabur bahkan mencoba bunuh diri. Ia berteman dengan Harish, anak seorang PSK yang juga tinggal di rumah bordil itu. Sejak itu, Laksmi dipaksa berkali-kali melayani para lelaki dewasa. Seorang staf Hope House bahkan pernah menyamar dan memberi Laksmi kartu nama yang di dalamnya tertera alamat Hope House. Saat mencoba meminta tolong dari balik jendela kamarnya, seorang fotografer berkewargaan Amerika Serikat, Sophia (Gillian Anderson) berhasil memotret Laksmi dan melaporkan pada polisi setempat. Sophia bekerja untuk Hope House, sebuah tempat penampungan bagi anak jalanan dan perempuan korban perdagangan wanita seperti Laksmi dan kawan-kawan.


Saat pihak kepolisian dan Hope House-beserta Sophia yang selalu membawa kamera-merazia rumah bordil Mumtaz, ia menyembunyikan Laksmi dan PSK lainnya di sebuah ruang bawah tanah tersembunyi. Bimla bahkan membawa pisau dan mengancam membunuh seorang PSK remaja jika mereka berteriak. Singkat kata, saat malam perayaan tahun baru, Laksmi berhasil melarikan diri lewat jendela kamarnya, dengan terjun menggunakan tali yang selama ini ia ambil dari perca bekas pakaian yang banyak terdapat di rumah bordil. Laksmi pergi ke Hope House dan diterima dengan sangat baik di sana. Rumah bordil Mumtaz dirazia polisi kembali esok harinya. Semua PSK berhasil diselamatkan. Mumtaz dan Bimla ditangkap polisi.

Film ini sarat akan pesan maraknya perdagangan perempuan untuk dijadikan pelacur, terutama di kawasan padat Kalkuta, India. Bagi saya yang memang pencinta film drama bermutu, film SOLD adalah salah satu film India terbaik selain 3 idiots.

Dikerjain Nadya Hutagalung

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com-Dikerjain Nadya Hutagalung? Yup. Anda tidak salah baca judul. Ceritanya udah lama, sekitar akhir 2015 lalu. Waktu itu, saya dapat info dari seorang teman di salah satu grup WhatsApp bahwa super model cantik Nadya Hutagalung perlu 1 orang PA (Personal Assistant) untuk menemaninya keliling Indonesia selama satu bulan apa 3 bulan gitu deh (saya lupa), bekerjasama dengan salah satu stasiun tivi Nat Geo kalau saya tidak salah ingat. Dengan tawaran kompensasi yang sangat menarik dan tak mungkin ditolak. Syaratnya perempuan dan harus jago bahasa Inggris tentunya. Temanku bilang kalau info itu A1 alias pasti akurat karena langsung dari 'orang dalam'. Yang kebetulan nama si kontak yang ia berikan di grup itu satu marga dengan si tante Nadya. Saya langsung berpikir nih orang mungkin sepupu atau adik kandungnya. Jelas aja A1.


Saya yang lugu ini dengan semangat'45  langsung mengirim SMS pake bahasa Inggris (biar terkesan pintar) ke nomer yang dicantumkan dari info grup WA itu. Berkali-kali dan tidak dibalas sampe sekarang. Saya bahkan invite si 'orang dekat' itu di WA tapi tidak digubris. Nyesek banget rasanya. Saya jadi bingung, apa itu info hoax ya? atau barangkali dia sudah dapat PA yang bahasa Inggrisnya jauh lebih kinclong dari saya. Lalu berita tentang dia jalan-jalan keliling Indonesia pun tidak pernah saya dengar lagi dari tivi itu. Entah benar atau tidak, wallahu'allam. Tapi kalo berita itu benar lalu infonya senyap-senyap aja, berarti nggak profesional dong ya? Entahlah. Sungguh, sampai sekarang saya masih merasa 'dikerjain' sama Nadya Hutagalung. Kalo dipikir lagi, hebat juga ya saya yang biasa-biasa aja ini sampe bisa 'dikerjain' oleh seorang super model top sekelas Tante Nadya Hutagalung. Hahahahahanjir!

Syarat Pengajuan Naskah ke Penerbit Bukune

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com-Halo SobatPreneur.  Berikut ini adalah Syarat Pengajuan Naskah ke Penerbit Bukune
. Buruan kirim naskahmu berdasarkan kategori yang kamu pilih.


Ketentuan Umum
•    Naskah harus karya asli (original), dengan tema yang menarik, unik, dan berbeda dengan yang ada di pasaran.
•    Naskah ditulis dengan ketebalan 80—150 halaman A4, spasi 1, jenis huruf Times New Roman (ukuran 12 dengan margin standar). Untuk jenis huruf judul atau subbab, kamu boleh menggunakan jenis huruf lainnya.
•    Isi naskah tidak mengandung SARA dan tidak melanggar hak cipta orang lain.
•    Sesuaikan gaya bahasa naskahmu dengan isi naskah dan target pasar naskahmu.
•    Sertakan sinopsis naskah, keunggulan naskah, dan Form Pengiriman Naskah* yang bisa kamu unduh di website Bukuné.
•    Cantumkan Kode Naskah “NOVEL ROMANCE/NOVEL INSPIRATIF”, di sudut kanan amplop.
Kirimkan naskah kamu dalam bentuk hardcopy/print out (jangan lupa dijilid rapi, ya) ke:

REDAKSI BUKUNÉ
Jl. H. Montong No. 57
Ciganjur-Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630



Komedi

1.    PELIT (PERSONAL LITERATURE) KOMEDI
  • Naskah ditulis dengan ketebalan 80-150 halaman A4, spasi 1, jenis huruf Times New Roman ukuran 12 dengan margin standar. Untuk jenis huruf judul atau subbab, kamu boleh menggunakan jenis huruf lainnya.
  • Sertakan sinopsis naskah, keunggulan naskah, dan Form Pengiriman Naskah* yang bisa kamu unduh di website Bukuné.
  • Humor/komedi tidak mengandung SARA, menjelekkan, atau mengintimidasi orang lain dan instansi.
  • Naskah harus karya asli (original) bukan copy paste, menarik, dan berbeda dari yang ada di pasaran.
  • Kirimkan naskah kamu dalam bentuk hardcopy/print out (sudah di-print) dengan kondisi naskah sudah selesai dan dijilid rapi ke:

REDAKSI BUKUNÉ

Jl. H. Montong No. 57

Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan 12630

(Kode Naskah: PELIT KOMEDI – ditulis di naskah dan di amplopmu)

  • Contoh buku PELIT KOMEDI Bukuné:
  1. Cado-cado (Ferdiriva Hamzah)
  2. Mother Keder (Viyanthi Silvana)
  3. Babi Ngesot (Raditya Dika)
  • Hal-hal yang perlu kamu perhatikan saat menulis PELIT KOMEDI dapat kamu baca di sini!
·         Kriteria menulis PELIT KOMEDI
·         Friday, 22 January 2010 15:20 Newsroom
·         E-mailPrintPDF
·         Yang harus kamu perhatikan dalam menulis PELIT KOMEDI adalah:

1.    GAYA PENULISAN DAN PENCERITAAN
PELIT adalah naskah dengan jenis non-fiksi. Oleh karena itu, cerita yang di dalam naskah PELIT adalah kisah nyata dan benar-benar dialami oleh penulis atau karakter yang ada di dalam cerita tersebut. Jadi cerita yang ada di naskah kamu itu ditulis dengan fakta yang pernah kamu alami. Dalam penulisan PELIT, kamu bisa menggunakan gaya “aku” atau “gue”. Semua itu tergantung dari segi kenyamanan kamu dalam bercerita.

Setiap cerita di dalam PELIT KOMEDI biasanya berbentuk seperti cerita pendek dan lepasan. Di mana setiap cerita belum tentu berkaitan, namun setiap cerita mempunyai benang merah dan membentuk satu tema besar. Misalnya buku Cado-cado yang mempunyai tema besar pengalaman pribadi penulis sewaktu masih menjalani ko-ass. Cerita di dalamnya pun tidak berkaitan satu dengan yang lainnya.

Perhatikan tanda baca dan logika kalimat. Buatlah pembacamu nyaman membaca naskah kamu. Jangan terlalu sering menyingkat kata-kata sehingga membuat pembacamu harus menerka maksud dari tulisanmu. Semakin jelas kamu menulis ceritamu, maka pembaca akan semakin paham tentang apa yang sedang kamu ceritakan, sehingga makin mudah mereka tertawa tentang cerita komedi yang kamu buat.

Jadilah indera untuk pembacamu. Jadi seakan-akan pembaca akan ikut merasakan, melihat, mendengarkan, dan mencium apa yang kamu ceritakan tentang pengalaman lucu kamu.

2.    KOMEDI
Sesuai dengan namanya, unsur terbesar yang ada di dalam naskah kamu haruslah KOMEDI. Yang pasti, buatlah pembaca kamu tertawa dari awal mereka membaca naskah kamu sampai mereka selesai membacanya. Untuk mengetahui apakah naskah kamu itu lucu atau tidak, coba kamu minta tolong orang lain untuk membaca naskah kamu. Kalau mereka sudah tertawa terbahak-bahak, berarti naskah kamu sudah masuk kategori komedi.

Karena PELIT adalah naskah non-fiksi dimana kejadiannya adalah kejadian nyata, maka unsur komedinya pun harus sesuai dengan apa yang kamu alami. Namun, terkadang kamu ingin menambahkan bumbu-bumbu komedi yang lebih lucu daripada kejadian nyatanya. Hal ini bisa kamu lakukan asal kamu bisa mempertanggungjawabkannya. Misalnya: kejadian sewaktu kamu menolong temanmu yang laki-laki pingsan. Secara tidak sengaja, kamu melihat dia memakai celana dalam yang sobek. Di naskah kamu bisa menggantinya dengan temanmu itu memakai celana dalam warna pink. Namun, harap diingat jangan sampai komedi yang kamu buat itu mengintimidasi dan menjelekkan orang lain.

Sebaiknya buat komedi yang sesuai dengan tren sekarang, jadi komedi yang kamu buat itu dapat diterima oleh pembaca. Jangan membuat komedi dengan unsur menjelekkan SARA (Suku, Agama, dan Ras), terlalu vulgar, dan menjelekkan orang lain, terutama public figure, seperti artis.

Jangan terlalu memaksakan tulisan kamu untuk lucu, karena nanti komedi yang kamu buat akan menjadi “garing”. Ada baiknya kamu mengeksplorasi dan mencari inovasi baru dalam membuat kalimat-kalimat komedi. Ada baiknya komedi yang kamu buat itu adalah komedi yang menertawakan kebodohan yang kamu alami. Selain itu, buatlah komedi yang masuk akal dan mudah dimengerti oleh pembaca.

3.    SETTING DAN TEMA
Sebaiknya kamu mengambil latar belakang atau tema yang dekat dan sering kamu alami, sehingga kamu bisa dengan mudah mendapatkan hal-hal lucu yang pernah kamu alami. Coba cari tahu, tren apa yang sedang berkembang sekarang ini. Selain itu, coba cari tahu apakah tema yang akan kamu ajukan itu sudah pasaran atau belum. Semakin unik tema kamu, maka semakin orang penasaran akan pengalaman yang telah kamu rasakan.

4.    LAIN-LAIN
Kamu butuh inspirasi dalam menulis PELIT KOMEDI? Kamu bisa membaca buku dari luar seperti buku-buku karya David Sedaris. Kalau kamu suka menonton opera sabun atau serial TV, coba aja kamu tonton lagi serial TV Friends dan How I Met Your Mother untuk mendapatkan insiprasi dan komedi yang akan kamu buat.

Yang pasti, buatlah komedi yang bisa membuat pembacamu tertawa terpingkal-pingkal.




2.    NOVEL KOMEDI
  • Naskah ditulis dengan ketebalan 80-150 halaman A4, spasi 1, jenis huruf Times New Roman ukuran 12 dengan margin standar. Untuk jenis huruf judul atau subbab, kamu boleh menggunakan jenis huruf lainnya.
  •  
  • Sertakan sinopsis mengenai naskah kamu, keunggulan naskah, dan Form Pengiriman Naskah* yang bisa kamu unduh di website Bukuné.
  •  
  • Humor/komedi tidak mengandung SARA, menjelekkan, atau mengintimidasi orang lain dan instansi.
  • Naskah harus karya asli (original) bukan copy paste, menarik, dan berbeda dari yang ada di pasaran.
  • Kirimkan naskah kamu dalam bentuk hardcopy/print out (sudah di-print) dengan kondisi naskah sudah selesai dan dijilid rapi ke:

REDAKSI BUKUNÉ
Jl. H. Montong No. 57
Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan 12630
(Kode Naskah: NOVEL KOMEDI – ditulis di naskah dan di amplopmu)

  • Contoh buku NOVEL KOMEDI Bukuné:
  1. The Maling of Kolor (Roy Saputra)
  • Hal-hal yang perlu kamu perhatikan saat menulis NOVEL KOMEDI dapat kamu baca di sini!

3.    KOMEDI YANG BELUM TERDEFINISIKAN (KUMPULAN KOMEDI)
  • Naskah ditulis dengan ketebalan 60-120 halaman A4, spasi 1, jenis huruf Times New Roman ukuran 12 dengan margin standar. Untuk font judul atau subbab, kamu boleh menggunakan jenus huruf lainnya.
  • Sertakan sinopsis mengenai naskah kamu, keunggulan naskah, dan Form Pengiriman Naskah* yang bisa kamu unduh di website Bukuné.
  • Humor/komedi tidak mengandung SARA, menjelekan atau mengintimidasi orang lain dan instansi.
  • Naskah harus karya asli (original), bukan copy paste, menarik, dan berbeda dari yang ada di pasaran.
  • Kirimkan naskah kamu dalam bentuk hardcopy/print out (sudah di-print) dengan kondisi naskah sudah selesai dan dijilid rapi ke:

REDAKSI BUKUNÉ
Jl. H. Montong No. 57
Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan 12630
(Kode Naskah: KUMPULAN KOMEDI – ditulis di naskah dan di amplopmu)
  • Hal-hal yang perlu kamu perhatikan saat menulis KUMPULAN KOMEDI dapat kamu baca di sini!
·         Kriteria menulis KOMEDI
·         Friday, 22 January 2010 15:28 Newsroom
·        
·         Yang harus kamu perhatikan dalam menulis KOMEDI adalah:

1.    BENTUK PENULISAN DAN PENCERITAAN
Dalam lini ini, Bukuné menerima kumpulan cerita-cerita komedi yang bisa kamu kumpulkan sendiri. Pastinya komedi kamu ini haruslah cerita yang orisinal, bukan hasil copy-paste dari berbagai sumber.
Selain berupa kumpulan komedi, Bukuné juga menerima kumpulan status untuk Facebook dan Twitter. Tentunya status yang lucu, menghibur, mudah dipahami, serta berkutat dengan tren di anak sekolahan/kuliahan sekarang ini,
Naskah ini ditujukan kepada anak remaja dan orang yang mempunyai minat dengan humor.

2.    KOMEDI
Sesuai dengan namanya, unsur terbesar yang ada di dalam naskah kamu haruslah KOMEDI. Yang pasti, buatlah pembaca kamu tertawa dari awal mereka membaca naskah kamu sampai mereka selesai membacanya. Untuk mengetahui apakah naskah kamu itu lucu atau tidak, coba kamu minta tolong orang lain untuk membaca naskah kamu. Kalau mereka sudah tertawa terbahak-bahak, berarti naskah kamu sudah masuk kategori komedi.

Sebaiknya buat komedi yang sesuai dengan tren sekarang, jadi komedi yang kamu buat itu dapat diterima oleh pembaca. Jangan membuat komedi dengan unsur menjelekkan SARA (Suku, Agama, dan Ras), terlalu vulgar, dan menjelekkan orang lain, terutama public figure, seperti artis.

Jangan terlalu memaksakan tulisan kamu untuk lucu, karena nanti komedi yang kamu buat akan menjadi “garing”. Ada baiknya kamu mengeksplorasi dan mencari inovasi baru dalam membuat kalimat-kalimat komedi. Ada baiknya komedi yang kamu buat itu adalah komedi yang menertawakan kebodohan yang kamu alami. Selain itu, buatlah komedi yang masuk akal dan mudah dimengerti oleh pembaca.

3.    LAIN-LAIN
Kamu butuh inspirasi dalam menulis KUMPULAN KOMEDI? Kamu bisa membaca buku komedi, menonton film komedi, atau mengeksplorasi dan observasi di lingkunga kamu untuk mendapatkan insiprasi dan komedi yang akan kamu buat.

Yang pasti, buatlah komedi yang bisa membuat pembacamu ketawa terpingkal-pingkal.

Komik
Ketentuan naskah:
-    Naskah komik dibuat dengan ketebalan minimal 120 halaman dengan ukuran 19cm x 13cm.
-    Kirimkan contoh gambar dan contoh komik (sudah berpanel) minimal 6 halaman.
-    Komik bisa berupa komik strip (min 3 panel) atau cerita per buku.
-    Sertakan sinopsis naskah, keunggulan naskah, dan Form Pengiriman Naskah *yang bisa diunduh di website Bukune
-    Cerita tidak mengandung SARA, menjelekan, atau mengintimidasi orang lain dan instansi.
-    Karakter dan cerita dalam komik harus asli bukan milik atau hak cipta orang lain
-    Kirimkan komik kamu dalam bentuk hardcopy/print out (sudah di-print) dengan rapi ke:

Redaksi Bukune
Jl.H. Montong No. 57
Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan
12630


Contoh komik terbitan Bukune:

-    Mas Gembol, Pejabat Bukan Penjahat (Wahyu Aditya)
-    Manjali 1 & 2 (Dannie Faizal Morran)
-    Ngampus!!! Buka-bukaan Aib Mahasiswa (Fazameonk)

Fiksi/Novel

1. Novel Romance (Remaja/Dewasa)
Novel romance menggunakan “cinta” dan segala persoalan dalam relationship sebagai tema besar cerita.
- Novel romance remaja mengetengahkan persoalan cinta remaja dan dewasa muda (usia 17—24 tahun), dalam dunia sekolah atau kuliah. Unsur bahasa sangat penting untuk membuat alur ceritamu mengalir dan terasa romantis dan “manis”.
- Novel romance dewasa mengetengahkan permasalahan kehidupan usia dewasa (usia 25—40 tahun), lajang maupun menikah. Cerita yang diangkat berkisar dalam persoalan kehidupan pernikahan dan masalah keluarga, serta persoalan rumah tangga lainnya.

2. Novel Inspiratif
Novel inspiratif merupakan cerita fiksi yang mampu memberi inspirasi atau ilham kepada pembaca melalui cerita yang disampaikan. Persoalan yang diketengahkan bisa dalam bidang pendidikan, bidang kehidupan sosial, maupun bidang lainnya yang mampu memberi pencerahan baru kepada pembaca.

Buku-Buku menarik yang Bakal Terbit di 2017

$
0
0
EntrepreneurKreatif.Com- Tahun 2016 adalah tahun menggembirakan bagi pembaca buku-buku berbahasa Indonesia. Ada Hidup di Luar Tempurung, memoar pakar Asia Tenggara Benedict Anderson terbitan Marjin Kiri, yang menguraikan latar belakang keluarga dan lingkungan serta pendidikannya hingga pengalaman riset di Indonesia, Thailand, dan Filipina. Buku itu diterjemahkan Ronny Agustinus ke dalam bahasa Indonesia yang plastis dan enak dibaca, seakan-akan ia memang ditulis Anderson dalam bahasa Indonesia.

Bentang Pustaka, penerbit dari ibukota perbukuan Republik, Yogyakarta, juga merilis memoar yang menarik pada 2016. Salah satunya: terjemahan The Seven Good Years karya pengarang Israel Etgar Keret. Adam Wilson menulis di New York Times: jika buku-buku kumpulan cerita pendek Keret seperti album punk rock yang bagus: ngebut, asyik, dan dapat mengundang sejumlah kecil pengikut setia—yang sanggup menggores telapak tangan masing-masing sambil berikrar pejah gesang nderek Pak Etgar, The Seven Good Years menawarkan kesinambungan naratif. Buku itu secara ajek menampilkan kegembiraan dan keharuan personal Keret yang berkelindan dengan politik pemerintahan Benjamin Netanyahu serta ketakutan menahun orang-orang Israel terhadap ancaman rudal, bom bunuh diri, dan serbuan milisi bersenjata.



“Aroma kematian di Timur Tengah lebih kuat ketimbang di mana pun di planet ini,” tulis Keret.

Dari kategori fiksi, Bentang Pustaka menerbitkan terjemahan The Black Book, yang lazim dianggap sebagai salah satu novel Orhan Pamuk paling rumit, dan The Circle karya Dave Eggers, novel distopia posmodern yang membayangkan bagaimana seandainya perusahaan-perusahaan teknologi raksasa seperti Google dan Facebook memutuskan mengadopsi cara berpikir pemerintah Britania Raya dalam novel klasik George Orwell, 1984, dan membikin pahit hidup kita semua.

Gramedia Pustaka Utama (GPU) menerbitkan terjemahan seri novel grafis Barefoot Gen karya Keiji Nakazawa. Cerita yang semula muncul sebagai rangkaian komik strip itu menampilkan kehidupan seorang bocah laki-laki Jepang di sekitar Perang Dunia II. Barefoot Gen menampilkan detail-detail visual yang serba grotesk, mulai dari orang-orang yang berkeliaran dengan tubuh meleleh hingga adegan seorang ibu yang menyuapi anaknya yang sekarat dengan serbuk tulang manusia. 

Tentu tak semua bacaan menarik tahun ini datang dari luar negeri. Goenawan Mohamad, salah satu penyair terbaik dalam sejarah sastra Indonesia, menghimpun 25 puisi baru yang ia tulis dalam rentang 2003 hingga 2016 dan menerbitkannya sebagai Fragmen.

Buku itu mungkin tak istimewa bila dibandingkan dengan delapan buku kumpulan sajak lain milik si penyair, tapi, ketika banyak orang di sekeliling kita termehek-mehek membaca Love and Misadventure karya Lang Leav, yang baik edisi berbahasa Inggris maupun terjemahan bahasa Indonesianya tak lebih puitis ketimbang pengumuman kelurahan, karya-karya baru Mohamad jelas merupakan penghiburan.

Penghiburan lain bagi para pembaca puisi Indonesia adalah Pendidikan Jasmani dan Kesunyian karya Beni Satryo yang diterbitkan EA Books dan Sergius Mencari Bacchus karya Norman Erikson Pasaribu (GPU). Buku pertama mungkin akan mengingatkan sebagian pembaca kepada semangat bermain-main dan komedi gelap yang diangkut puisi-puisi Yudhistira ANM Massardi dan Joko Pinurbo—ketika Jokpin sendiri sibuk membongkar kardus-kardus arsip mewakili para penggemarnya dan mahasiswa jurusan sastra Indonesia, kemudian menerbitkan sebagian temuannya dalam Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (GPU). 

Sergius Mencari Bacchus adalah pemenang Sayembara Puisi Dewan Kesenian Jakarta 2015. Mikael Johani, salah seorang juror sayembara itu, menyatakan dalam esainya “Stop Asking is This Puisi, No one’s Interested in Your Answer” bahwa buku itu “bisa menjadi sangat penting karena ia mendobrak tabu tentang tema queer dalam puisi Indonesia.” Dan di luar perkara tema, Sergius menarik karena ia ditulis dalam gaya “puisi pengakuan” atau “confessional poetry” yang jarang digunakan penyair Indonesia, dengan acuan-acuan yang bukan cuma kolam lele atau hutan kampung sebelah. 

Pada 2011, kumpulan cerita pendek Rumah Kopi Singa Tertawa memasuki pasar buku Indonesia dan pasar adem-adem saja. Beberapa tahun kemudian, sejumlah kecil pembaca mengaku menyesal karena terlambat mengetahui keberadaan buku tersebut. Penyesalan itu menular dengan cepat. Maka, ketika Yusi Avianto Pareanom, penulis buku itu, menerbitkan novel Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi, ribuan orang menyerbu lapak-lapak buku. Mereka membicarakan Raden Mandasia, yang diolah dari sekeping cerita dalam Babad Tanah Jawi, seperti membicarakan seks hebat yang cuma dialami oleh satu dari seribu orang dan terjadi sekali dalam seribu pekan.

Bagaimana dengan tahun 2017 ini? Apa saja kah buku-buku menarik yang bakal terbit di 2017

Berdasarkan informasi dari sejumlah penerbit dan pekerja buku, ditambah kesempatan di sana-sini buat mengintip naskah yang sedang digodok oleh penulis yang punya reputasi sebagai penghasil karya-karya bagus, Tirto.id menyusun perkiraan yang, meski tak lengkap—sebab kami tak datang dari masa depan, sekiranya dapat dijadikan gambaran kecil tentang perbukuan sekaligus panduan belanja bagi pembaca buku-buku berbahasa Indonesia pada 2017.

“Bumi, langit dan angkasa raya bukan lagi kotak-kotak bersekat, begitu pula lapis-lapis waktu. Para tokoh naskah novel ini bertualang ke ruang angkasa, bolak-balik antara Bandung abad ke-21 dan Auschwitz 1944, lalu kembali lagi ke angkasa yang lepas dari perhitungan waktu manusia. Cerita bergerak berdasarkan penuturan sebuah bus kota dengan tokoh utama seorang anak lelaki yang disapa 'Beliau' dan punya kekuatan Ilahiah dalam menciptakan segala sesuatu.”

Demikianlah Dewan Juri Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2016 (Bramantyo, Seno Gumira Ajidarma, dan Zen Hae) menggambarkan Semua Ikan di Langit karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, naskah pemenang perlombaan tersebut. Mereka menyebutnya “ditulis dengan kemampuan berbahasa di atas rata-rata para peserta Sayembara kali ini”, “unggul dalam pengorganisasian setiap elemen novel”, dan sanggup “terus membawa pembaca dalam arus metafora yang berbinar di setiap titiknya.”

Ziggy adalah pengarang novel Di Tanah Lada, yang menjadi juara kedua dalam Sayembara Novel DKJ 2014. Cerita dalam novel itu dituturkan oleh bocah perempuan berumur enam tahun yang memandang dunia dan memahami kenyataan di sekitarnya lewat kamus. Meski di beberapa bagian novel itu kurang bisa dipercaya karena karakter si bocah terkesan kelewat pandai untuk usianya, dan urut-urutan peristiwa kadang membingungkan, Di Tanah Lada adalah bacaan yang mengasyikkan karena penuturannya unik. Mengingat penjelasan Dewan Juri yang memenangkan Semua Ikan di Langit, agaknya novel yang bakal diterbitkan Grasindo itu lebih bagus ketimbang pendahulunya.

Dari sayembara yang sama, ada satu lagi novel yang tampak menjanjikan: 24 Jam Bersama Gaspar karya Sabda Armandio. Cerita dalam novel itu berpusat pada rencana dan usaha Gaspar buat merampok pecahan meteorit bertuah milik juragan toko emas. Seperti Danny Ocean dalam film Ocean's 11, ia dibantu oleh beberapa tokoh lain. 24 Jam Bersama Gaspar dituturkan oleh Arthur Harahap, manusia ajaib yang dapat melintasi ruang dan waktu sesukanya seperti Nabi Khidir, dalam narasi yang berselang-seling dengan wawancara polisi. Novel itu akan diterbitkan oleh Buku Mojok.

“Setiap bagian dimulai dengan semacam repetisi tentang peristiwa yang akan berlangsung, tetapi kemudian melebar ke arah yang tidak terduga. Dialog tokoh-tokohnya tampak berbobot, mengena, dengan alusi yang mengarah ke semesta dunia,” tulis Dewan Juri.

Tahun 2017 juga akan diisi terjemahan karya-karya bermutu. Beberapa di antaranya kumpulan cerita pendek Runaway karya Alice Munro, pemenang Nobel Sastra 2013; novel The Name of the Rose karya Umberto Eco (cetak ulang); dan Reunion karya Alan Lightman. Dua judul pertama akan diterbitkan Bentang Pustaka, sedangkan yang terakhir oleh Penerbit Banana.

Ada pula kabar gembira untuk para penggemar Seno Gumira Ajidarma, Eka Kurniawan, dan Intan Paramaditha. GPU akan menerbitkan novel baru Seno berjudul Drupadi, kumpulan cerita pendek baru Eka Kurniawan, dan novel perdana Intan sekaligus buku fiksinya yang ketiga—setelah Sihir Perempuan yang terbit sebelas tahun silam dan Spinner of Darkness & Other Tales, kumpulan cerita dalam tiga bahasa yang merupakan bagian dari proyek pemerintah Indonesia buat Frankfurt Bookfair 2015. Judul buku-buku baru Eka dan Intan masih dirahasiakan.

Sejumlah buku lawas sastra Indonesia yang lazim dianggap penting dan berpengaruh akan diterbitkan ulang. Sapardi Djoko Damono, yang beberapa tahun belakangan mengelola sendiri penerbitan buku-bukunya lewat Editum, mengoper hak siar enam buku kumpulan puisi plus satu novelnya kepada GPU. Sementara itu, Bentang Pustaka berencana mencetak ulang Jazz, Parfum, dan Insiden karya Seno Gumira Ajidarma.

Di luar rangkaian kabar yang besar kemungkinan bakal terwujud itu, ada juga desas-desus tentang dua novel menarik yang bakal terbit pada 2017: Anak-Anak Gerhana karya Yusi Avianto Pareanom dan Medan Perang karya AS Laksana.

Dalam satu acara di toko buku Post di Pasar Santa, Jakarta, pada Juli 2016, Yusi membacakan bagian pembuka Anak-anak Gerhana. Meski melibatkan deskripsi soal matahari, preambul itu jauh dari membosankan. Ia menampilkan gambaran yang suram, menekan, sekaligus menggelikan (ada papan nama jalan yang mencong sehabis diajak berkelahi oleh seseorang) di suatu kampung di Semarang pada 1980-an ketika matahari terbungkus gerhana. Dalam sejumlah kesempatan, Yusi mengatakan bahwa novel itu mengisahkan pengalaman generasinya tumbuh di bawah bayang-bayang kekuasaan Orde Baru. Dan dalam beberapa kesempatan lain, sewaktu didesak oleh para pembacanya yang kelihatan beringas, ia bilang naskah itu sebetulnya sudah selesai dan sedang diperiksa kembali.

Demikian pula Medan Perang: cerita panjang yang pernah diterbitkan secara berkala di Koran Tempo dan sudah dinantikan para pembaca selama belasan tahun. Sebagian orang yang menunggu itu kalem saja karena mereka percaya bahwa cerita itu akan muncul begitu ia mencapai bentuk terbaiknya dan sebagian lagi bertingkah seperti orang yang hidungnya kemasukan semut rangrang dan terus-terusan merongrong si pengarang.

“Novel kelarin, malah ternak lempung,” ujar pemilik akun Twitter @arman_dhani pada 20 Desember lalu kepada @aslaksana. Sekitar dua bulan sebelumnya, ia bersenandika: “Dulu AS Laksana sregep nulis novel. Sekarang sibuk menggandakan alasan.”

Medan Perang, sejauh yang kami ketahui dari potongan-potongan yang dibagikan oleh penulisnya, adalah cerita berbingkai. Pusatnya adalah Walmiki, pria berotak burung yang berkelana buat mencari satu-satunya orang yang ia tahu senang mendengarkan kisah-kisah tentang pergumulannya dengan pelacur semasa mereka belajar di sekolah menengah. Beginilah penutup Bab Satu novel itu:

Aku datang mencari Alit. Sampai enam tahun kemudian, ketika seorang pemimpin tarekat membakar diri bersama para pengikutnya, aku masih tetap di kota ini, pedih dan tersiksa dan kehilangan kawan baik tepat pada hari aku menemukannya. Aku menyimpan keyakinan bahwa Syekh pemimpin tarekat itu adalah Alit—orang yang lebih dekat kepadaku dibandingkan urat leherku sendiri, namun ia tidak mengakuiku sebagai kawannya.

sumber: tirto.id
Viewing all 390 articles
Browse latest View live